A beach with many cliff climbing tracks

Yogyakarta, a city that once been the capital of Yogyakarta Sultanate; not only known as a student city as it had many universities and colleges, it was also known to have many beautiful beaches even though the beaches were not too close to the city. The most famous beach was Parangtritis. Farther to the south east, there were also more known beach such as Baron, Kukup and Krakal. Aside of those known beaches, there were also many pretty beaches hidden behind the limestone hills that bordered the area in the south, and those beaches started to gain popularity because each of them had their own uniqueness. Siung Beach was one of those beaches. It located in Tepus District, Gunungkidul Regency; about 80 kilometers from Yogyakarta. To reach the beach, people usually used private cars or motorbikes, since there were no public transports that could be used to reach the beach.

IMG_SIU06

Siung Beach was facing the south sea which known to have big waves and strong currents. Its specific characteristic was a beach in a gulf bordered by cliffs. Its condition made the beach pretty secluded. That was why that its beauty only known recently. It was said that some rock climbers from Japan who had found the beach in the late 1980 when they looked for new and challenging tracks to be conquered. Siung’s name then became more famous, especially among the rock and cliff climbers, when in 2005 it became the venue for Asian Climbing Gathering which attended by climbers from Singapore, Malaysia, The Philippines, Germany, France, and hosted by Indonesia. Up till now, many climbers still tried to test their skill in one of so many climbing tracks that had already opened in Siung with various difficulty levels, while many others still tried to open new tracks.

As for its name, it was said that local people saw that the cliffs and big corral rocks at the beach were looked like animal teeth formation; especially they looked like monkeys teeth since there were many long tailed monkey inhabited the forest around the beach. Unfortunately the monkey population was diminishing rapidly along with the soaring of the beach popularity 😦 . Anyway, back to the cliffs which looked like monkey’s teeth, in local tongue, any animals’ teeth and fangs were called ‘siung’, and that was how the beach got its name.

IMG_SIU01

So . . . is it quite worth to visit Siung Beach if we are not a rock or cliff climber? I said yes, because travelers can do many thing on the beach aside of playing spiderman on the cliff :D. When I was there, the white sandy beach and clear sea water was so tempting, not only for me but also for others. I saw many people playing or just sitting in the shallow water at the beach. I also saw many people tried their luck to capture fishes with their fishing rods on a certain spot in the east corner of the beach. Many others just sit under the trees enjoying the beautiful scenery in there. Can you imagine, craving a barbecued fishes in a beautiful beach while our body caressed by a gentle breeze came from the sea? Hmmm . . . must by a luxury for busy people, I think 😛

IMG_SIU12 IMG_SIU13

 

Keterangan :

Yogyakarta, sebuah kota yang dulu merupakan pusat dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, tidak hanya terkenal sebagai kota pelajar yang memiliki banyak universitas, akademi maupun kolese, melainkan juga terkenal karena memiliki banyak pantai indah, meskipun pantai-pantai itu tidak terlalu dekat dengan kotanya. Parangtritis adalah pantai yang paling terkenal kalau orang menyebut nama Yogyakarta. Sedikit lebih jauh, ada pantai-pantai Baron, Kukup, dan Krakal yang sudah cukup lama dikenal masyarakat. Tetapi, selain pantai-pantai tersebut, ternyata masih banyak lagi pantai-pantai indah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebelumnya tersembunyi di balik gugusan bukit-bukit kapur yang membentengi bagian selatan wilayah ini. Pantai-pantai tersebut akhir-akhir ini namanya semakin dikenal masyarakat, apalagi pantai-pantai tersebut memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Salah satu dari pantai-pantai tersebut adalah Pantai Siung yang beberapa waktu lalu sempat aku kunjungi.

IMG_SIU08

Pantai Siung terletak di Desa Wates, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Kira-kira berjarak 80 kilometer dari kota Yogyakarta. Biasanya pelancong berkunjung ke pantai ini dengan mempergunakan kendaraan pribadi atau motor, karena belum ada kendaraan umum yang bisa dipergunakan sampai ke tepi pantai. Paling-paling berhenti sampai di Tepus, dan untuk mencapai pantai masih harus menempuh jarak yang lumayan.

Pantai Siung seolah-olah berada di lekukan sebuah teluk karena di kiri kanannya dipagari oleh tebing karang. Itu pula sebabnya pantai ini kesannya cukup terpencil. Di ujung-ujung pantainya terdapat banyak tebing-tebing karang yang berdiri kokoh, seolah-olah muncul dari laut. Menurut informasi yang aku dapat, justru sekelompok pecinta alam dari Jepang yang menemukan pantai ini pada tahun 80-an akhir ketika mereka sedang mencari trek panjat tebing baru dan lebih menantang untuk mereka taklukan. Nama Pantai Siung kemudian semakin terkenal, khususnya di antara para pemanjat tebing ketika pada tahun 2005 pantai ini menjadi ajang diselenggarakannya Asian Climbing Gathering yang dihadiri pemanjat tebing-pemanjat tebing dari Singapura, Malaysia, Filipina, Jerman dan Perancis dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Sampai sekarangpun masih banyak pemanjat tebing yang menjajal kemampuan mereka merayap di dinding-dinding terjal batu karang raksasa dan tebing-tebing di pantai itu karena di sana terdapat banyak sekali jalur panjat tebing dengan berbagai tingkat kesulitan yang bisa dijajal. Sementara itu, jalur-jalur baru juga banyak dibuka oleh para pemanjat yang datang kesana, baik jalur yang betul-betul baru maupun meneruskan jalur lama yang terhenti di suatu titik.

IMG_SIU17

Mengenai nama Siung itu sendiri, konon orang-orang setempat melihat kalau formasi batu karang yang ada di sekitar pantai itu mirip formasi gigi monyet. Kenapa monyet? Karena kebetulan di situ dulu banyak sekali dijumpai monyet ekor panjang yang memang berdiam di hutan sekitar situ dan juga di puncak-puncak tebing karang. Sayang dengan semakin terkenalnya pantai Siung dan juga semakin banyaknya pengunjung, habitat kera juga kena gusur sehingga sekarang sangat jarang ditemukan kera berkeliaran di sekitar pantai itu 😦 . Kembali ke soal formasi karang itu, karena mirip gigi atau taring atau juga disebut ‘siung’, maka akhirnya pantai itu dikenal dengan nama Pantai Siung hingga sekarang.

Trus kalau dilontarkan pertanyaan, memangnya mau ngapain ke Pantai Siung kalau kita bukan seorang pemanjat tebing? Jawabannya adalah, banyak hal bisa dilakukan di sana selain mencoba jadi spiderman dan merayap-rayap di tebing 😀. Pasir pantai yang putih dan air laut yang jernih pastilah merupakan godaan tersendiri untuk bermain-main di pantai, baik bermain pasir, mencari kerang, ataupun berkejaran dengan ombak di laut yang dangkal. Buat yang hobi mancing, mungkin bisa mencoba peruntungannya dengan memancing ikan di sisi timur pantai seperti beberapa orang yang aku temui ketika aku ke sana waktu itu. Yang hanya duduk-duduk santai di bawah pohon sambil memandang keindahan pemandangan di hadapannya juga banyak koq. Aku temukan juga pemandangan yang membuat perutku mendadak dangdutan. Bagaimana tidak, duduk santai di bawah rindangnya pepohonan di tepi pantai, menyantap nasi hangat dengan lauk ikan laut segar yang dibakar di situ sambil menikmati lembutnya belaian angin yang bertiup lembut dari laut. Hmm . . . asyik banget kan. Ah sudah dulu ya, dengan menuliskan ini saja membuat perutku lapar lagi. Yuk ah aku mau cari makanan dulu 😛

IMG_SIU16

Categories: Travel Pictures | Tags: , , , | 82 Comments

Post navigation

82 thoughts on “A beach with many cliff climbing tracks

  1. wah sayang banget nih kemarin pas ke yogya gak kesini,, 😀

  2. Just beautiful !!!

  3. Beautiful photos, so tranquil.

  4. whoaaaa asik ya Pak, pas di bibir pantai airnya tenang gitu, asik buat basah-basahan. x)
    Eh ya Pak, di pantainya banyak karang-karang di dasarnya ga, macam karang-karang di pantai pasir putih pada umumnya, yang kadang kalau kita jalan di situ suka bikin sakit kaki 😀

    • Sebetulnya gak tenang-tenang amat karena masih ada ombak, cuma memang pas sampai pantai ombaknya sudah gak besar.
      Untuk dasrarnya, yang dekat ke pantai sih cenderung berpasir, di yang berkarang memang sebagian ada yang tajam juga.

  5. Wahhh. Another paradise in Indonesia. We should be proud as Indonesian. We have many beautiful places.
    I envy you sir. You’ve been all around Indonesia. Wonder when i can….*thinking*

    • I absolutely agree Ryan, there are many beautiful places in our country, and many of them are still hidden.

  6. A beautiful paradise, Chris. I’m sure you enjoyed your time spent on this lovely beach. Those rock formations are really stunning. 🙂

  7. Mas, warna birunya asik banget sih. Keluar gitu

  8. Chris, You’ve captured a melody for the senses with this group of magnificent photographs. What serenity the beaches offer up through your capable photographer skills. And, best of all for Tom and I, it reminds us of a specific beach we used to hike into off Highway 1 along Bug Sur, CA. There we found the overhang of cliffs, white beach, oh so blue water and pure serenity. Chris, you’ve captured magic with your talent and unique skill set. Thank you. Sheri

    • Ah Sheri, you always give me nice words. Thank you. And I’m happy to know that my pictures can bring back your memory about the specific beach you used to hike with Tom. Please give my best regards to Tom 🙂

  9. Wow… stunning landscape… looks like a photographer’s paradise 🙂

  10. Buat kita yang hobi motret ini, kalau pergi ke pantai pasti tujuannya nggak jauh2 dari njepret pemandangan, hahaha. Saya malah kalau ke pantai di Gunung Kidul ini jadi tertantang. Gimana biar orang tau kalau ini Pantai Siung, Pantai Baron, Pantai Kukup, dll dari foto yang kita jepret. Misi saya kalau main ke pantai itu salah satunya adalah mencari obyek unik sebagai identitas pantai. Jadi orang tahu kalau ini foto pantai X karena ada obyek Y. Hehehe, sekedar intermezzo ya Om. :p

    BTW, saya suka foto siu_13.

    • Nah aku setuju tuh, yang kita cari adalah keunikan suatu tempat sehingga bisa langsung dikenali oleh yang melihatnya. Hanya saja buat orang yang baru pertama kali datang ke lokasi itu seperti aku, agak repot juga untuk mencari keunikannya dalam waktu yang relatif singkat. Kadang juga keunikan yang ditangkap seorang pengunjung bisa jadi bukan merupakan keunikan bagi orang-orang setempat. Tantangannya jadi madkin berat nih Mas 😀

      Dan terimakasih juga sudah suka dengan “IMG_SIU13” 🙂

      • mawi wijna

        hahaha, ini berkaca dari pengalaman aja sih Om. Pas saya ngajakin kawan ke pantai di Gunung Kidul, sang kawan bertanya “apa bedanya pantai yg mau kita datangi ini dengan pantai yg pernah aku datangi sebelumnya?”. Selepas itu saya jadi mikir kayak gitu, hehehe.

      • Nah ya itu, kalau kita menjelaskan pada satu orang yang memang sudah terkonsentrasi ke satu tempat memang lebih mudah, tetapi kalau konsentrasinya ke banyak tempat, nah itu susah. Apalagi ada juga tempat-tempat yang mirip satu sama lain. Aku pernah juga ditanya begitu, dan setelah dijawab, yang nanya malah bilang, “Oh kalau begitu di daerah ‘x’ juga ada”. Lhah kan bikin susah tuh 😀 Tetapi aku betul-betul setuju koq kalau kita “harus” mencari keunikan suatu tempat yang kita kunjungi sehingga bisa menarik perhatian orang yang melihat foto kita di tempat itu.

  11. saya lumayan sering camping di pantai siung pak, heeee
    teman-teman pecinta alam banyak yg pergi k sana buat camping sama latihan climbing…

  12. It is too bad that we can not live together with the monkeys. The tourist arrivals have made them gone 😦

  13. 2 kali manjat di sini… mantep Om…

  14. Hajar terusss massss! Bikin orang iri aja:((

  15. fotonya sukaaaa…blm pernah ke sini om.. waktu ke gunung kidul, cuma ke barong dan pantai sebelahnya aja 😀

    • Kalau pas ke Gunung Kidul lagi, luangkan waktu agak banyak, Eda. Banyak banget pantai bagus di sana 🙂

  16. pas baca judulnya aku sempet nebak,pasti pantai siung..!

    dan ahaaaiii…pas baca isinya betul pantai siung yang dibahas 🙂

    siung uda ga asing om,aku belum sempet manjat sih disitu masih ngeri-ngeri juga,kalo jatuh byuurrr..akukan ga bisa brenang 😳

    tetep tjantik om siung….

    *krakal om next destination beachnya ya 🙂

    • Wah memang beda kalau anak alam, baca dari judul sudah bisa menebak dengan tepat 😀

      Untuk manjat di situ bukannya ada pengaman, Wiend? Jadi kalau jatuh ya gak byur lah. Ayo dicoba saja daripada nanti sudah terlanjur berat kaya aku udah gak bisa manjat lagi 😳

      *next destination bukan Krakal. Ayo tebak deh 😛

      • hahah kan judulnya climbing track mana lagi selain siung kalo diyogya,mengingat kmaren posting gumuk pasir di pasir 😛

        iya pake pengaman harnest sama karmantel cuma masih ngeri juga,tapi pengen sih,,,,,
        harus ajak temen aku inimah karna dia yang jago climbing,aku masih amatir *pasti seru ya om tantangannya mantab 🙂

        om masih bisa pelan pelan aja climbingnya,cuma kasian berlayernya keberatan :mrgreen: *peace om 🙂

        hemmm kalo bener dapet apa om tebakannya ? 😀

      • Wuih deduksinya hebat euy 😛

        Untuk semuanya, pasti mulai dari amatiran dulu. Tanpa jadi amatir kan gak mungkin jadi profesional, bukan? 😉
        Trus kalau aku, bukan cuma berat yang jadi masalah, tapi dengan bertambahnya umur, banyak hal yang menurun drastis, salah satunya untuk manjat-manjat. Spiderman aja setelah tua pensiun tuh Wiend 😆

        Hmmmm . . . apa ya enaknya? 🙄

      • ha ha..but climb is not my passion om, ga terlalu suka amat.. i just love climb the mountain 🙂

        heheh sekarang lagi diputer spiderman 2 om…. sekali2 mengulang rindu om, ga apa2 reuni ama papan tebing 😀

        apa ajalah klo dikasih hadiah ma enak aja 😆

        jika masih pantai bisa juga ke kukup?baron?sundak?

        itu bagus bagus **nunggu liputannya salah satu smoga masuk list 😀

      • Yah tapi tetap climb jugalah 😀

        Mengulang rindunya cuma dengan nonton Spiderman ajalah, gak perlu manjat sendiri 😛

        Trus itu daripada nebak-nebak, tungguin aja postingan berikutnya ya Wiend 😐

  17. lama gak mampir ‘rumah’ mas Kris, OMG fotonya keren bangeet!!!!
    kalau ke jogja aku main ke sini ahh!

  18. Depa demi depa pantai Indonesia menyuguhkan masing-masing keindahannya ya Pak.
    Setiap jengkal alam yang disuguhkan di blog ini menjadi semakin menarik untuk dikunjungi dan disyukuri. Biru langit-laut berpadu….
    Request Pak, mohon berbagi teknik mengabadikan keelokan alam dengan kamera saku sederhana mode automatic. Terima kasih sekali

    • Requestnya diterima, Bu 😀 . Dengan kamera saku sebetulnya lebih mudah merekam keelokan alam karena banyaknya fitur otomatis yang membantu pemotret memperoleh foto-foto indah. Yang sebaiknya dilakukan adalah mencari sudut pengambilan gambar dan komposisi yang bisa menonjolkan keindahan itu sendiri. Kalau aku, biasanya selain mencari obyek foto utamanya, aku juga berusaha mencari sesuatu yang bisa ditampilkan di latar depan. Dengan adanya obyek itu, diharapkan orang yang melihat akan melihat keseluruhan gambar yang ada dalam frame tersebut dan tidak hanya terfokus pada satu titik tertentu. Nah kalau aku sih kira-kira begitu Bu. Teman-teman lain banyak juga yang punya pendapat lain sih 🙂

      • Terima kasih sekali Pak, tips langsung diusung untuk menambah wawasan dan panduan belajar. Ternyata sebagian kuncinya ada di sudut pengambilan gambar dan latar depan. Salam

      • Sama-sama, Bu. Mudah-mudahan bisa bermanfaat 🙂

  19. perpaduan pasir putih dan karang ya, pantai siung ini,
    pantai unik dan cantik.

  20. Menyantap nasinya dengan muluk ya mas, berdua dulang dulangan terus disuguhi sunset wuiii .. ngayal poll aku 😀

    Fotonya seperti biasa mas, cantik cantik, bisa jadi banyak sekali postcards nih 😀

  21. Indahnya.. Terakhir kali kesana waktu masih kecil, umur 8 tahun kalo nggak salah. Tapi nggak sampe ke parangtritis. Waktu itu cuma ke pantai kukup (bener nggak tuh pak namanya :-D)

    • Wah sudah lama dong kalau gitu. Tapi dulu pasti kondisinya lebih asli dan lebih indah ya Mas?
      Soal nama pantai di dekat situ, iya memang ada Pantai Kukup juga.

  22. Menakjubkan sekali gambar gambarnya Pak Chris.
    Kren……. luar biasa indahnya….. 🙂

  23. Batu karang nya gede2 banget yaaaa, kokoh jantan 🙂 sayang kapan lalu ngak sempet mampir siung

  24. nice sekali pengambilan fotonya. berasa seperti melihat langsung

  25. terimakasih artikelnya

  26. Wiiih kereen fotonyaaaaa…

  27. aku kok suka banget melihat foto batu karang yang terbelah dua itu ya Pak.. kayanya belum lama pecah ya..

    • Kalau di lihat di lokasi sih rasanya bukan kebelah deh Mbak, melainkan berdiri sendiri-sendiri. Cuma memang posisinya saling berdekatan

      • tapi bentuknya kaya kebelah pake kampak raksasa he he

      • He he he . . iya juga ya Mbak. Wah rasanya perlu diselidiki, siapa tahu di sana ada legenda yang menceritakan terjadinya batu yang seperti kebelah itu 🙂

  28. indah banget…itu kok kayak pantai parangtritis ya?? hehehehhe

Leave a reply to resep kuliner Cancel reply

Blog at WordPress.com.