Monthly Archives: June 2013

A place that is not as beautiful as its name

a boy from a nearby village waiting for his dad on his bike

a boy from a nearby village waiting for his dad on his bike

While in Tegal, I spent one afternoon at the town’s beach which is known as Pantai Alam Indah or ‘the beautiful natural beach’ if  you want to translate the name into English. Actually the beach was not as beautiful as every traveler’s expectations when they heard its name. Along the shore there were many stalls that sold many kinds of street foods. The sellers, as well as their consumers, seemed did not care about their environment, especially the cleanliness of the beach area. They threw garbage right under or behind the stalls, hoping that the sea will take their garbage, swallow, and then bury the garbage beneath the sea surface. The nearby village worsened the situation since most of the dwellers also threw their garbage directly into the sea. That’s why I found the water there was so polluted. It is sad to find that there are people who think that the sea is a giant garbage can  😦

A little farther from the shore, there is a park with an open air naval museum inside the park. It was also seemed neglected although many people still come to visit and see the museum’s collections which was consists of torpedoes, canons, a plane, and other things related to the navy. There is also a children play-ground beside the park which almost always full of children playing with their parents or friends.

Anyway, I visited the place neither to pay a visit to the museum nor to play in the play-ground. My intention was to wait for and to watch the sunset. Unfortunately, there were dark clouds everywhere, so my chance to watch the sunset was gone. I decided to leave the beach soon after I took these gloomy pictures. I hope that next time I will be able to snap pictures of a nice sunset there.–

 

Keterangan :

Masih dari kota Tegal, sore itu aku sengaja berkunjung ke pantai Tegal untuk sekedar berjalan-jalan sambil berharap bisa melihat pemandangan matahari tenggelam di situ. Pantai Tegal dikenal dengan nama Pantai Alam Indah, meskipun pada kenyataannya kondisi pantai itu sendiri tidak tampak indah sama sekali. Sampah berserakan di atas pasir pantai yang hitam. Bagaimana tidak, sepanjang pantai terdapat banyak warung tenda yang berjualan aneka makanan maupun minuman. Parahnya lagi, baik penjual maupun pembelinya seolah tak peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Sempat aku melihat mereka membuang sisa-sisa makanan maupun bekas wadah makanan begitu saja dengan harapan air laut akan menjemput sampah yang mereka hasilkan itu, kemudian membawanya ke tengah laut dan menenggelamkannya. Ya . . . masih banyak orang yang berfpikir bahwa laut adalah sebuah tempat sampah raksasa dan bukan merupakan bagian dari bumi yang juga harus dijaga; karena jika laut kotor, maka dampaknya pasti terasa juga oleh makhluk lain di darat, termasuk manusia tentunya. Penduduk kampung di sekitar situ juga kelihatannya ikut andil dalam mengototri laut. Sayang sekali pantai yang seharusnya bersih, menjadi kotor dan berair keruh  😦

food-stalls (warung tenda) on the shore

food-stalls (warung tenda) on the shore

Tidak jauh dari tepi pantai, masih dalam kawasan Pantai Alam Indah, juga terdapat sebuah taman dengan museum terbuka yang memamerkan berbagai perlengkapan Angkatan Laut seperti torpedo dan meriam, disamping masih ada beberapa barang lain juga. Di sebelah museum terbuka itu, terdapat sebuah taman bermain yang dibentuk mirip sebuah taman lalu lintas dan taman bermain ini hampir tiap hari selalu dipenuhi anak-anak yang bermain di situ.

Sore itu mendung kelihatan bergumpal-gumpal di langit, memupuskan harapanku untuk bisa menyaksikan kembalinya matahari ke peraduan setelah menunaikan tugasnya selama seharian. Mudah-mudahan pada kesempatan lain aku berkunjung ke situ, langit cukup cerah sehingga aku bisa menikmati indahnya saat sang surya tenggelam.–

dark cloud over the sea

dark cloud over the sea

Categories: Travel Pictures | Tags: , , , | 80 Comments

Corners of Tegal – old buildings in a small town

Tegal is the name of a small town in Central Java, Indonesia. it can be reached in 6 – 7 hours drive from Jakarta, the capital city; or just 5 hours if you use a train to reach the town from Jakarta. The town is relatively small, so many maps will not include the town in it. For Indonesians, however, the town is quite known for its dialect which is often used by many comedians to start laughter among the audiences. More than that, Tegal is also known for its lamb satay and its specific food stalls called “Warung Tegal“.

Although the town considered as a small town, Tegal grows rapidly. Many Indonesian banks open their branch office in Tegal. The sea-port in Tegal is always busy, many ships from every corners of Indonesia come and go bringing commodities. During my visit to the town, I also saw many new hotels have already opened, and many new buildings have been erected to replace many old ones.

the local post office

the local post office

Luckily, many historical old buildings which were built in the last 1800 until the early 1900 are still intact. Old houses, especially in the local China Town, are still occupied by the descendants of the first owners, and they still live in those houses too. On the other hand, many bigger buildings are being used by government for their many offices, while many other old building are still being used as they designed to be.

I took these pictures in two separate locations in Tegal, hence I put the word “corners of” instead the usual word “corner of” in the title to explain interesting parts of a town (*so far I’ve already posted about a corner of Semarang and a corner of Bandung*). Let’s hope that those buildings are still retained and well maintained so that many people can still appreciate their strength as well as their beauty.–

 

Keterangan :

Tegal, sebuah kota kecil di pesisir utara Jawa yang bisa dicapai dengan berkendara selama 6 – 7 jam dari Jakarta, atau hanya sekitar 5 jam jika ditempuh dengan kereta api. Kota ini memang relatif kecil, sehingga kadang-kadang tidak digambar dalam peta. Meskipun demikian, Tegal berkembang cukup pesat. perekonomiannyapun realtif maju dengan ditunjang dengan hidupnya pelabuhan yang sering disinggahi kapal-kapal pengangkut komoditi dari dan ke berbagai penjuru tanah air. Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Tegal juga bisa ditengarai dengan banyaknya bank, baik bank swasta maupun bank pelat merah yang membuka kantor cabang di kota tersebut. Pembangunan fisik tampak dimana-mana. Banyak gedung baru dibangun, sebagiannya untuk juga menggantikan gedung-gedung yang sudah tua.

Bagi sebagian besar dari kita, informasi mengenai pesatnya perkembangan kota mungkin kalah jika dibandingkan dengan terkenalnya sate Tegal dan Warung Tegal atau Warteg. Belum lagi logat bicara orang Tegal yang khas yang sering ditirukan oleh banyak pelawak untuk memancing tawa penonton.

Anyway, aku tidak akan berpanjang lebar membicarakan kota ini, karena memang tujuanku hanyalah ingin menunjukkan bahwa di kota kecil ini sebetulnya masih banyak bangunan-bangunan tua yang masih terawat dengan baik sampai sekarang. Mudah-mudahan saja pelbagai bangunan ini tidak tergilas oleh roda pembangunan kota. Aku sengaja mempergunakan kata “tidak tergilas” dengan harapan bahwa gedung-gedung tersebut masih bisa exist sampai lama. Bagaimanapun sayang juga kalau gedung-gedung tua bersejarah dihancurkan untuk kemudian diganti dengan bangunan baru yang belum tentu memiliki kualitas dan kekuatan yang sama dengan gedung-gedung tua itu.

used to be the office of the railway company

used to be the office of a railway company

Pada kesempatan aku berkunjung ke Tegal, aku sempat mengambil foto beberapa bangunan tua yang relatif masih dalam kondisi baik karena masih ditempati ataupun masih dipergunakan, selain juga sudah mengalami renovasi tanpa mengubah tampilan keseluruhan gedung-gedung itu. Mari kita berharap semoga saja bangunan-bangunan tua tersebut masih bisa dinikmati sosoknya sampai bertahun-tahun yang akan datang.–

Categories: Travel Pictures | Tags: , , , | 91 Comments

Blog at WordPress.com.