On my trip from Banyuwangi to Bondowoso (both cities were in East Java Province, Indonesia), not long after I passed Paltuding (the gate to the Ijen Crater climbing), I saw a stream on the right side of the road. Well . . . it looked like an ordinary stream at first, but on a closer look at the stream travelers would notice that it was not just an ordinary stream like any others. Although the water was clear like the water of any mountain brooks in any other places, the water in there was green. Yes clear green; and it was literally green.
The local called the stream Kalipait which literally meant a bitter stream. The green water in the stream came from the sulphuric crater lake of Mt. Ijen as the stream was located on Ijen’s mountain slope.
At first I intended to take many pictures of the stream and its surroundings, but some young couples in there that looked quite disturbing for me made me cancelled my intention. So after only some snaps of my camera, I left the small river behind.
In my opinion, the landscape was quite interesting and unique with the green stream flow on the surface of solid lava rocks with some trees far behind. But it was a shame that some people made the beautiful landscape ruined by writing their names or groups on some rocks with paint. Aside of that, I also found trash scattered in some place 😦
Hope that people could not be so ignorant; even though a place looked like in a corner of nowhere did not mean that everybody could act as if the place was their own property and they could do whatever they want by polluting the nature.
The stream, which also often called as Kalipait Waterfall by the locals could be reached easily because it was actually by the main road. The only limitation was that there were no public transports serving the area, so people should use their own vehicles or rented a vehicle from Banyuwangi or Bondowoso to go to the stream. Usually travelers stop by at the stream on their way to or from Mt. Ijen.–
Keterangan :
Dalam perjalanan dari Banyuwangi menuju ke Bondowoso, tidak jauh setelah melewati Paltuding yang merupakan gerbang pendakian ke Kawah Ijen, di sebelah kanan jalan akan nampak sebuah aliran sungai kecil. Sepintas memang tidak ada yang aneh dengan aliran sungai itu, tetapi kalau diperhatikan, tampaklah bahwa air di sungai tersebut berwarna kehijauan. Penasaran dengan sungai berair hijau itu, aku memutuskan untuk mampir sebentar dan melihat sungai tersebut dari dekat.
Ternyata air yang mengalir di sungai yang disebut penduduk dengan sebutan Kalipait itu merupakan rembesan air kawah Ijen. Air tersebut konon mengandung kadar belerang yang cukup tinggi. Sebelum masuk ke dalam aliran sungai, air kehijauan tersebut melewati dataran berbatu sehingga membentuk semacam air terjun kecil, meskipun terjunannya tidaklah curam.
Semula aku bermaksud berlama-lama di situ sekaligus mencoba mengambil beberapa foto pemandangan di sekitar situ, tetapi adanya beberapa anak muda yang sedang berpacaran di situ menyebabkan aku merasa kurang nyaman, sehingga akhirnya memutuskan untuk segera meninggalkan aliran Kalipait itu.
Sebetulnya pemandangan di sepanjang aliran Kalipait cukup indah dan unik, bagaimana tidak ada sungai yang airnya kehijauan mengalir deras di antara bebatuan. Sayangnya selain mereka yang pacaran di sana, tangan-tangan jahil juga mengotori bebatuan yang ada di situ dengan tulisan-tulisan yang dibuat dengan cat 😦
Entah kapan orang-orang bisa sadar bahwa meskipun suatu tempat seolah tidak ada pemilik ataupun penjaganya tetap saja tempat tersebut jangan sampai dirusak atau dikotori. Mudah-mudahan berikutnya tidak ada lagi pelancong-pelancong yang dengan seenaknya meninggalkan jejak yang tidak seharusnya ditinggalkan di situ hanya sekedar untuk memperoleh kebanggan semu bahwa dia sudah pernah berada di situ.
Aliran sungai yang sering juga disebut sebagai Air Terjun Kalipait yang terletak di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso ini sebetulnya mudah dijangkau kalau pelancong mempergunakan kendaraan sendiri karena letaknya yang praktis di tepi jalan raya.
Trus bagaimana kalau yang ingin ke situ dengan kendaraan umum?
Nah sayangnya kendaraan umum yang rutenya melewati tempat itu sangat jarang. Bahkan ketika aku ke sana itu, aku nggak bertemu dengan kendaraan umum satupun. Mudah-mudahan nantinya akan ada kendaraan umum yang melalui tempat itu sehingga akan makin banyak pelancong yang bisa ikut menikmati keindahan dan keunikan tempat itu, dengan catatan semua pelancong yang datang bisa menjaga sikap dan juga menjaga kebersihan tempat tersebut.–