A hill with a view

That time, I came to the southern part of West Sumatra Province; to the Pesisir Selatan Regency to be precise. The capital of the regency was called Painan, a small city which could be reached within 2 to 3 hours ride from Padang, the largest city in the province. Now, let us not stop in Painan since Painan was only an ordinary city with nothing interested me. I continued my trip another 15 minutes to the south to reach the beach area. Before reaching the beach there was a small road ascending a hill called Bukit Langkisau (Langkisau Hill). It was only a small hill of about 500 meters high, but when travelers reached the top of the hill, they would be amazed by the view.

IMG_BLK01

From the top, beautiful scenery unfolds. Turquoise colored sea spotted with some small islands was seen on the west, while Painan city was seen a far on the north surrounding by hills. Painan’s beach which called Salido, was also clearly seen from there. Some said that in a clear day, Padang, which was about 77 kilometers to the north, could also been seen, but when I was on the hill, unfortunately the weather was not too clear so I could not proof it by myself :|.

IMG_BLK03

To capture pictures in there, travelers should be very careful, especially for them who want to take pictures from the concrete ramps that built as a take-off point for the paragliding enthusiasts who often gathered and launched from there. The ramp was built on a fairly steep hillside without any safety rail to prevent somebody from being fell over the hill.

IMG_BLK02

It was really nice to be able to see the scenery from atop of a hill like that in Langkisau Hill. I thought, however, it would be nicer if travelers could also enjoy the scenery while soaring on the sky. Never doing paragliding before? Not to worry, in some certain days, travelers could glide tandem accompanied by an experienced paragliding athlete. Want to try? 🙂

IMG_BLK08

 

Keterangan :

Kali ini langkah kakiku membawaku menapaki wilayah selatan dari Propinsi Sumatera Barat; tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Ibu kota kabupaten ini adalah Painan, sebuah kota kecil yang lumayan hidup dan berjarak kurang lebih 77 kilometer dari Padang. Waktu itu perjalanan menuju Painan aku tempuh dengan mobil melalui jalan yang berkelok-kelok menembus bukit dan hutan. Kadang-kadang laut tampak sepintas dari sela-sela rimbunnya pepohonan jauh di bawah sana. Dan karena pada waktu aku di sana itu hujan masih sering turun meskipun seharusnya sudah musim kemarau, beberapa air terjun kecil tampak memuntahkan airnya dengan deras di beberapa titik di tepi jalan. Dengan panorama demikian, perjalanan selama kurang lebih dua setengah jam dari Padang tidaklah terasa terlalu melelahkan. Sesampainya di Painan, aku masih meneruskan perjalanan ke selatan kurang lebih selama seperempat jam lagi, kemudian berbelok ke kanan untuk menuju ke pantai.

Sebelum mencapai pantai, di sebelah kanan jalan aku melihat sebuah jalan beraspal yang tidak terlalu lebar menuju ke atas sebuah bukit. Berhubung tidak ada satupun petunjuk arah yang menjelaskan akhir dari jalan tersebut, aku meminta pengemudi yang mengantarku di sana untuk berbelok dan mengikuti jalan tersebut. Rupanya pengemudi yang mengantarku itu sudah paham dengan daerah itu, dari keterangannya aku baru tahu bahwa jalan tersebut akan sampai di puncak bukit setinggi kurang lebih 500 meter itu, dan nama bukit itu adalah Bukit Langkisau. Untungnya kendaraan yang membawaku waktu itu adalah kendaraan kecil, karena kalau kendaraan besar, pastilah tidak akan mampu naik mengingat jalanan tersebut menanjak dengan kemiringan yang lumayan curam. Jalanan cukup sepi waktu itu sehingga aku sempat berpikir untuk membatalkan saja perjalanan mendaki bukit itu. Tetapi karena tidak ada tempat memutar, akhirnya aku teruskan juga mendaki dengan perkiraan kalau di puncak pastilah ada tempat memutar.

IMG_BLK04

Untungnya (lagi) aku meneruskan perjalan sampai ke puncak bukit itu karena ternyata pemandangan dari puncak bukit sangat indah. Ketika menghadap ke arah barat, laut yang membiru terbentang sampai ke kaki langit, beberapa pulau terlihat seolah bukit-bukit yang menyembul dari dasar laut. Di sebelah utara, kota Painan tampak bagaikan maket area perumahan yang dikelilingi bukit. Pantainya yang berpasir putih juga tampak dengan jelas dibatasi oleh daerah yang tertutup pepohonan menghijau. Ah . . . rasanya tak ada bosannya memandang keindahan ciptaanNya dari puncak Bukit Langkisau ini, apalagi angin sepoi yang sejuk membelai lembut mengusir gerah yang sebelum mendaki bukit selalu mengikuti kemanapun kaki melangkah.

IMG_BLK05

Bukit Langkisau sudah cukup terkenal sebagai salah satu titik untuk take-off bagi para penggemar paralayang. Di puncaknya sudah terdapat ramp beton untuk melompat lengkap dengan wind-sock yang selalu melambai menunjukkan ke arah mana angin bertiup. Dari ramp tersebut, pemandangan indah terbentang, hanya saja pelancong yang mengambil foto di situ haruslah berhati-hati kalau tidak mau tergelincir dan akhirnya jatuh ke bawah, maklumlah ramp tersebut di bangun di sisi bukit yang cukup curam.

IMG_BLK07

Memang mengasyikan bisa menikmati pemandangan dari ketinggian seperti ini. Tapi rasanya pasti lebih asyik kalau bisa menikmati pemandangan sambil melayang-layang di angkasa seperti burung. Para penerbang paralayang pasti sudah merasakan sensasi itu, eh . . . tapi buat yang belum pernah terbang dengan paralayang, pada hari-hari tertentu bisa mencicipinya dengan terbang tandem bersama para atlet paralayang yang sudah cukup berpengalaman juga lho. Mau mencoba?  🙂

IMG_BLK06

Categories: Travel Pictures | Tags: , , , , | 66 Comments

Post navigation

66 thoughts on “A hill with a view

  1. Sepanjang Jalur Pesisir Selatan-Bengkulu banyak juga pantai-pantai bagus, sayang belum digarap oleh pamda setempat untuk tujuan wisata. Pantai dekat bukit langkisau ini namanya pantai carocok, naik perahu sebentar ada pulau namanya pulau cingkuak, pasirnya putih.
    Anak saya gara-gara main air, pasir dan naik perahu disini, selalu ingat tempat ini kalau mudik, http://ysalma.com/2010/09/17/pantai-carocok-painan/

    • Betul Mbak,di satu sisi sayang karena belum tergarap tetapi di sisi lain malah bagus karena alamnya masih asri. Sayang waktu itu aku cuma sebentar di sana, sehingga tidak terlalu banyak yang ditengok

  2. kelihasablog

    Very nice post and I love your photos 😀

  3. Baru beberapa minggu yg lalu saya nonton video di Youtube tentang tempat di Italia bernama Almafi Coast, di mana laut berbatasan dengan perbukitan. Eh, ternyata di Indonesia juga ada tempat seperti itu. Bener-bener kaya ya alam Indonesia ini om?

    • Betul Mas, apalagi kalau gemar mblusuk seperti Mas Mawi, pasti banyak menemukan keindahan yang belum terjamah.
      Kalau Langkisau dibandingkan dengan Amalfi sih masih jauh, Mas; tapi kalau boleh memilih, aku lebih suka Langkisau yang alamiah seperti sekarang daripada dibuat perumahan seperti di Amalfi 🙂

  4. Wow, Painan cantik sekali. Walau tetangaan dekat dengan Bukittinggi, daku belum pernah ke sana 😦

    • Betul, Mbak. Masih banyak tempat cantik dan belum terlalu terkelola dengan baik di Painan. Memang kalau ke Sumatra Barat jarang yang jalannya mengarah ke arah selatan sih ya

  5. Saya suka ke pantai. Suka fotoin pantai juga tapi nggak secantik fotonya pak Chris. Hasilnya sering terlihat putih karena kebanyakkan cahaya

    • Maksud Mbak Ika langitnya yang kelihatan putih? Mbak Ika pakai kamera apa? Untuk mudahnya, coba arahkan fokus sedikit di atas horizon, mudah-mudahan bisa menangkap birunya langit

  6. mas pas pertama liat fotonya aku sempet mikir apa ini samosir ya hehe

    • Kalau pas ke Samosir lagi pasti aku kabarin Mbak Noni lah 🙂
      Btw, memang di Samosir ada ya yang mirip begini, Mbak?

  7. selalu tjakap Om…

  8. Ohhh, that water is sooo beautiful! Thanks for braving the climb to bring us these pictures. 🙂

  9. mas kalo liat foto yang nomer tiga dari bawah kalo mau ke pantai sepertinya harus nyebrang dulu ya? putih ya pasirnya, keren 🙂

    salam
    /kayka

    • Aku gak turun ke pantai yang kelihatan di foto nomor tiga itu, Mbak, jadi gak tahu pasti. Tapi rasanya bisa juga gak usah nyebrang kalau menyusuri pantai yang ada di kaki Bukit Langkisau ini

  10. Terima kasih tak mengurungkan langkah saat kendaraan tertatih mendaki bukit, sehingga kami ikut menikmati keelokan Samudera Hindia sisi Painan dari Bukit Langkisau. Semakin berharap lestari keelokan negeri ini. Salam

  11. cantik cantk mas gambarnya

  12. Airnya cakeppp banget pak chris 😀

  13. Gorgeous pics, Chris. What a magnificent view! 🙂

  14. Om memotretnya dari ramp juga ? Duh, kalau saya pasti ragu2 tuh, soalnya takut ketinggian, hehehe.
    Tapi kalau liat pemandangan kayak gini, di berani2in deh buat motret.

    • Iya Teh, aku motret dari ujung ramp. Itu di foto yang kedua dari bawah ujung ramp-nya juga kelihatan. Sebetulnya agak ngeri juga sih, karena banyak pasir lepas juga di situ, sementara ramp-nya cenderung menurun ke arah tebing itu. Kuatir kepeleset juga

  15. Amazing post… Great set of photos. Best wishes, Aquileana 😛

  16. paralayang or paradigling??

    hemm siapa yang nolak om,mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu pake banget dah 😀
    apalagi tempatnya kheren gitu, asli om ga sia sia banget jalan jalan kesana dan gajadi balik arah hehe

    smua fotonya cakeep om,asli dah kreen!

    • Kalau pakai bahasa Indonesia ya paralayang, tapi kalau pakai bahasa Inggris baru deh paragliding 🙂
      He he he . . . iya Wiend, untung gak jadi balik dan untung juga gak mendung berat

  17. Rasanya mau nyebur ke pantainya , tapi ngak bisa berenang ahahhaha…
    wah aku sudah lama ngak ke sumatra paling jauh cuma ke pekan baru…

  18. Cantik banget pemandangannya, Om. Suka banget dengan bukitnya. Pantainya apalagi. Weleeeh.. .
    Enggak nyobain join dengan paralayang, Om? 🙂

    • Pemandangannya memang asyik di sana sehingga bikin betah. Aku gak cobain paralayang karena pas aku ke sana kebetulan juga gak ada yang lagi main paralayang. Aku ke sana pas sepi sih

  19. Selalu takjub dan jatuh cinta dengan foto2 nya Pak Chris 🙂
    menambah daftar impian saya untuk berkeliling Indonesia

    • Terimakasih, Ke. Memang negeri kita gak ada habisnya menyajikan tempat-tempat indah yang bikin kita selalu bermimpi untuk jalan-jalan 🙂

  20. Great post…. beautiful panorama…. 🙂

  21. salam kenal Krishna… sayang bgt waktu ke Padang tidak mengunjugni tmpt sekeren ini, nyesel

  22. Oh mau jodddddd! Kereennn!

  23. wow, pemandangannya!!!
    paralayang disana asik kayaknya mas….

    • Iya Ded, aku yang berdiri di atas launch spot-nya aja bisa ngebayangin asyiknya melayang-layang di atas kawasan itu 🙂

  24. Indah banget pemandangannya. Beruntung banget ya bisa melihatnya langsung…

    • Iya Mbak, dan kebetulan juga saat itu gak hujan meskipun awan mendung kelihatan menggumpal tipis di beberapa tempat

  25. Thanks for sharing Chris, so nice set of photos! 🙂 Kamila

  26. These pictures are even nicer. Sometimes, I think if I’d ever get to live in a place like this, I’d never feel bad or think about ugly things. Life must be almost perfect there.

    • Well, as long as you don’t live there you’ll always think that everything will be perfect in there, but once you lived there, you’ll realize that the place is as good or as bad as other places 🙂

Leave a reply to Shelley @Travel-Stained Cancel reply

Blog at WordPress.com.