Back to Bengkulu, a province in Indonesia, which was facing the Indian Ocean and that made the province had a very long coastal line. The beach along the line had many different characteristics, some of them were sandy beaches, while others were rocky; on some places the beaches were sloping, while at other beaches the sea was far below a cliff.
Now let me take you to a beach which located in Pasar Pedati Village, Central Bengkulu; about 15 kilometers from Bengkulu city center. The beach name was Pantai Sungai Suci or Sungai Suci Beach. The name could be translated literally as The Sacred River Beach. Although it was called a โriverโ, however, travelers could not find any river in there, not even an estuary. What travelers found was a pretty landscape of a red soiled beach, instead.
In there, travelers could see that in some parts of the beach, the fierce waves of the Indian Ocean slammed to cliffs on the beach and made a thundering sound along with a burst of sea water high into the air.
There was also an islet off the shore which was connected to the mainland with two hanging bridges made of strong ropes. The bridges were not wide, even it were quite narrow. Each bridges was just enough for an adult person to pass. A few meters below the bridges were big rocks, which in high tide would be covered by sea water.
For some people, passing through the hanging bridge chilled their spine because the bridge would sway. So . . there would always be scream from some visitors who tried to pass on the bridge to the tiny island ๐
On the tiny island, the locals had made some wooden chairs and benches for travelers who wanted to spend some times in there enjoying the sea breeze looking far to the ocean. Not to worry for the scorching sun when travelers visiting Sungai Suci Beach at noon, since there were many trees that enough to give shades for travelers who want to relax on the rocky islet.
Back to the beach in the mainland, travelers could also chose to come to a rocky point where the waves slammed to the beach from time to time. But beware . . . donโt come to close to the edge because the outbreak could be very big and swept away any people who dare to stand too close to the brink.
On that part of the beach, at some safe points, the locals also built some simple wooden huts and chairs; only at that part of the beach, there were no trees that could shade the wooden chairs, and I thought that was why the locals also built a simple wooden hut.
And as the beach was facing to the west, Sungai Suci Beach would be a perfect place to enjoy sunset. Unfortunately I was too early for sunset at that time, while I had another program waiting, so I did not get any sunset pictures in Sungai Suci Beach. I hope that I could be there again soon to get some sunset pictures ๐ .โ
Keterangan :
Propinsi Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah barat, karena itulah propinsi ini memiliki bentang pantai yang sangat panjang dengan berbagai karakter pantai yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Ada pantai berpasir yang memungkinkan para pelancong bermain-main dan beraktifitas di atas pasir pantai yang lembut, ada juga pantai-pantai berkarang atau berbatu. Di beberapa tempat pantainya cukup landai, sementara di tempat lain tebing curam menjadi batas antara laut dengan daratan.
Kali ini aku berkesempatan berkunjung ke sebuah pantai yang terletak di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Secara bergurau aku sering menyebut pantai ini dengan pantai yang menipu atau pantai yang membingungkan; betapa tidak, nama pantai ini sering membuat orang membayangkan yang lain. Eh jangan berpikir yang negatip dulu, maksud aku orang membayangkan yang lain itu adalah orang akan membayangkan sebuah tempat yang bukan pantai ๐
Koq bisa . . ? ๐ฏ
Yup . . . karena nama pantai itu adalah Sungai Suci. Nah betul kan . . ? Hayo ngaku . . . bingung apa nggak? Itu pantai apa sungai . . . ? ๐
Di Pantai Sungai Suci pelancong betul-betul nggak akan menemukan adanya sebuah sungai atau muara sungai sekalipun. Yang akan para pelancong temukan hanyalah sebuah pantai yang indah dengan ombak yang cukup besar, yang dari waktu ke waktu menghantam tebing pantai dengan dahsyatnya sehingga menimbulkan suara berdentum disertai semburan air yang membuncah tinggi ke udara.
Di satu sisi pantai, terdapat sebuah pulau kecil. Kelihatannya kasusnya sama seperti pulau kecil di Pantai Tapak Balai, yaitu pulau yang terbentuk akibat ambrolnya tebing pantai karena nggak tahan dengan gempuran ombak yang terus menerus. Hanya saja, di Pantai Sungai Suci ini, pulau kecilnya bisa kita datangi karena warga setempat sudah membangun dua buah jembatan gantung dari tali yang cukup kuat sehingga aman dilalui manusia. Jembatan ini nggak lebar, hanya cukup dilalui satu orang dewasa. Jembatan tersebut menggantung di atas selat sempit dengan batu-batu besar yang sebagiannya akan tertutup air laut ketika air pasang.
Di atas pulau yang cukup rindang itu, penduduk setempat juga sudah membangun beberapa kursi kayu menghadap laut yang bisa dipergunakan oleh para pelancong yang ingin bersantai menikmati semilir angin laut sambil memandang laut lepas.
Sebetulnya kursi-kursi begitu bukan hanya dibangun di atas pulau kecil itu saja sih, di beberapa bagian lain dari pantai itu juga dibangun kursi-kursi kayu sejenis. Bahkan di bagian lain pantai yang berbentuk tebing batu yang menjorok ke laut, sudah dibangun pula beberapa pondok kecil sederhana dari kayu; sebetulnya pondok ini lebih mirip kursi yang diberi atap saja sih. Maklumlah, di situ atap di atas kursi diperlukan karena di bagian pantai yang itu praktis nggak ada pohonnya.
Pantai Sungai Suci sebetulnya sudah tertata meskipun masih secara swadaya oleh masayarakat setempat. Tapi menurut aku, sebaiknya yang disiapkan bukan hanya kursi-kursi kayu untuk tempat bersantai, melainkan juga pagar demi keamanan pengunjung. Maklumlah kadang ada saja pelancong yang cukup nekat berdiri cukup dekat ke pinggiran tebing hanya untuk mendapatkan foto yang keren tanpa memperhitungkan bahwa ombak laut bisa naik cukup tinggi dan menyapu mereka masuk ke laut.
Akhir kata, buat para pecinta senja, Pantai Sungai Suci juga merupakan salah satu lokasi yang pas untuk menikmati senja. Sayang ketika itu aku datang terlalu siang ke sana sementara sorenya aku sudah ada acara lain, sehingga aku nggak bisa menikmati senja di sana. Tapi . . . nggak apalah. Anggap aja nggak sempet dapat senja yang waktu itu merupakan penyemangat buat aku sehingga aku kembali lagi ke sana untuk menanti senjaย ๐ .–