You still remember my last post, do you? It was about an old and neglected port in South East Sulawesi Province, Indonesia, called Tanjung Tiram. Just in case you still don’t remember it, you can see the post in here.
Anyway, while the last post was about the sunset moments I got at the port; my recent post would be about the sunrise moments I captured in the same location.
So . . at that time, early in the morning, I was already in the car with my travel partner on our way from our hotel in Kendari, to Tanjung Tiram. The road was relatively empty, and that made our driver could bring the car faster than usual.
When we arrived at Tanjung Tiram, I found that the place was as deserted as we found the day before when I captured the sunset moments. The main difference was the sea. It was at the lowest tide that morning, so the area around the wooden pier just looked like a muddy land.
In this post I would not write too long as you could read the explanation about Tanjung Tiram in my last post. I don’t want to make you lost your interest because I put too many words in here 😛 I think it would be better to tell you about the place in sunrise time just by pictures. So . . please enjoy! 😀
Keterangan :
Masih ingat postinganku sebelumnya kan? Itu lho . . . yang mengenai Tanjung Tiram di kala senja menjelang. Tapi kalau masih belum ingat juga ya sudah lah, nggak perlu repot mengingat-ingatnya. Postingan yang aku maksud itu bisa di lihat di sini koq.
Kali ini aku masih akan memposting mengenai Tanjung Tiram, makanya judul postinganku kali ini juga mirip dengan judul postingan sebelumnya, hanya saja bedanya kalau sebelumnya aku menggambarkan suasana senja, kali ini aku mengangkat suasana fajarnya.
Nah . . untuk bisa menyajikan suasana fajar di Tanjung Tiram itulah makanya di subuh itu aku sudah berada di dalam mobil bersama teman seperjalananku ketika banyak orang lain masih bergelung di balik selimut. Jalanan kota Kendari yang relatif masih sepi pagi itu memungkinkan Pak Sopir untuk memacu kendaraan lebih cepat dari biasanya menuju ke Tanjung Tiram.
Seperti sudah aku duga sebelumnya, suasana di Tanjung Tiram tetap sepi, sesepi ketika aku ke sana sore sebelumnya. Hanya saja pagi ini, karena laut sedang surut, maka di sekitar dermaga kayu rusak yang sore sebelumnya tertutup air laut, pagi itu nampak seperti daratan berlumpur.
Eniwei, aku nggak akan nulis kepanjangan kali ini karena kan keterangan mengenai Tanjung Tiram sudah aku tulis di postingan yang lalu. Aku nggak mau bikin bosan. Jadi . . . rasanya akan lebih baik kalau kali ini aku menceritakan mengenai suasana di tempat itu di saat terbitnya matahari melalui beberapa foto yang aku dapatkan ketika itu. Ok? 😀
A lovely follow up to the sunset photos, Chris. These photos are beautiful and they tell a wonderful story. Words are simply not necessary. Bless you, Chris.
Thank you for your nice words. I really appreciate it 🙂
great photos displaying awesome colors and incredible skill
Thank you, Eddie 🙂
Foto fotonya kereeeen. Aku masih agak kesulitan buat dpt momen sunrise. Kayanya lebih gampang nangkap sunset gitu ya
Makasih, Qied.
Baik sunrise maupun sunset punya keindahannya masing-masing. Dan memang untuk dapatkan momen sunrise sedikit lebih berat karena kita harus mau tinggalkan alam mimpi di saat teman-teman kita masih bergelung di balik selimut 😀
cakep2 mas, langitnya tuh yaaa
Makasih Mbak. Iya kebetulan langitnya bagus meskipun mendung 🙂
sunrise dan sunset di Tanjung Tiram sama bagusnya
tak banyak tempat yang seperti ini ya pak
Betul, Mbak. Masing-masing memberikan nuansa keindahan tersendiri. Memang nggak banyak sih tempat yang bisa memberikan pemandangan sunrise dan sunset yang hampir sama indahnya, paling nggak itu yang aku tahu lho ya
Pendar keemasannya elok sekali ya Pak. Lokasi sama, mempersembahkan fajar dan senja yg memukau. Terimakasih Pak berbagi Tj Tiram.
Betul, Bu. Pendar keemasannya memang cukup memukau. Awan mendungpun rasanya nggak kuasa menghalangi cemerlangnya wajah Sang Surya pagi itu
fotonya indah sekaleeee ….
kepengen bikin foto seperti iniiii
Terimakasih, Mas.
Ayo dong bikin, aku yakin pasti hasilnya jauh lebih bagus
Aaaaah, fotonyaaa dewaaa banget 😀 kereeen, Mas 😀
Makasih, Febri 🙂
Sama-sama, Mas 🙂
🙂
Wonderful skies.
Yup, it really was . .
Pingback: The fairies bathing pools | Krishna's Pictures and Notes
objeknya hampir sama tapi suasana yang didapat diantara sunset dan sunrise berbeda yach pak. foto-fotonya selalu membuat terpesona.
Lokasinya sih betul-betul sama, cuma memang arah motretnya yang beda 🙂