A lake view from above

The lake in the picture below was Danau Maninjau (Maninjau Lake), a lake located in Tanjung Raya Sub-district, Agam Regency, in West Sumatra Province, Indonesia. It was the second largest lake in the province, and became the source of the water of Batang Sri Antokan River that flow to the Indian Ocean.

IMG_MBL01

To see the lake from above, travelers could see that the mountains rim around the lake was similar to that of a crater rim. Yes, Maninjau Lake was a volcanic lake which was formed after a massive eruption of an old volcano called Mt. Sitinjau. It was the caldera of the mountain that became the lake.

IMG_MBL02

I took all the pictures in this post from the highest point on the mountains range surrounding the lake that called Puncak Lawang or Lawang Top. Lately Puncak Lawang became one of the top view point of Danau Maninjau, and for that there was a resort at Puncak Lawang which enabled travelers who want to spend a night or two just for experiencing the tranquil atmosphere there while enjoying the view of Danau Maninjau. Aside of them who spend their night in the resort, there were also many who came to Puncak Lawang just to admire the beauty of God’s creation that laid below them like what I did. Unfortunately, when I was in Puncak Lawang, dark clouds covering the area above so the view to the lake was quite dull  😦

With the height of 1,200 meters above sea level, it was sure that the temperature in Puncak Lawang was quite cool all year long. It was quite windy too at the top. So . . make sure to bring the jacket along with you when visiting Puncak Lawang.

To reach Puncak Lawang from the province’s capital city, Padang, travellers had two alternative routes. The first route was from Padang through Pariaman to the lake shore, and then drove upward to Puncak Lawang; and it took about 3.5 hours drive. The other route was from Padang through Bukittinggi then went directly to Puncak Lawang; it took longer if travellers chose the second route as it need more or less 4 hours drive through a scenic road. Unfortunately, there were no public transports to reach the place, so travellers could either use a taxi or a rented car.—

IMG_MBL10

 

Keterangan :

Pemandangan danau yang aku sajikan kali ini adalah pemandangan Danau Maninjau yang merupakan Danau terluas kedua di Propinsi Sumatera Barat. Danau yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, ini juga merupakan hulu dari Sungai Batang Sri Antokan yang mengalirkan air danau ini dengan deras, sehingga Pemerintah membangun sebuah PLTA di sungai tersebut.

IMG_MBL06

Kalau kita lihat dari ketinggian, akan tampak bahwa deretan pegunungnan yang mengelilingi Danau Maninjau menyerupai dinding kawah sebuah gunung berapi. Hal ini tidaklah mengherankan karena Danau Maninjau merupakan sebuah danau vulkanik yang terbentuk akibat meletusnya gunung api purba yang bernama Gunung Sitinjau. Kisah meletusnya gunung ini menjadi legenda yang dipercaya masyarakat setempat sebagai asal mula terbentuknya danau yang indah ini dan juga asal mula nama-nama nagari yang ada di sekitar danau tersebut. Bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui kisah legenda tersebut secara lengkap, bisa membacanya di sini.

IMG_MBL08

Foto-foto yang aku sajikan di sini aku ambil dari salah satu titik tertinggi yang ada di deretan pegunungan yang mengelilingi Danau Maninjau tersebut. Titik tertinggi tersebut sekarang sudah semakin dikenal sebagai salah satu titik terbaik untuk menikmati keindahan Danau Maninjau dari ketinggian. Orang menyebut tempat tersebut dengan nama Puncak Lawang. Di Puncak Lawang sekarang sudah terdapat sebuah resort yang memungkinkan para pelancong yang ingin menghabiskan waktu untuk merasakan ketenangan sambil mengagumi keindahan ciptaanNya tinggal barang semalam atau dua malam. Meskipun demikian, selain mereka yang menginap, Puncak Lawang juga tidak pernah sepi dari pengunjung yang hanya sekedar ingin lepas dari kejenuhan maupun mereka yang ingin menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dikasihinya sambil memandang keindahan yang terhampar di bawahnya.

IMG_MBL07

Sayangnya ketika aku berkunjung ke sana, awan hitam bergayut sepanjang waktu sehingga pemandangan yang seharusnya indah terkesan agak suram. Itupun tidak mengurangi minat banyak pengunjung lain yang datang untuk menikmati semilir angin dan udara yang cukup sejuk di Puncak Lawang itu. Maklumlah, dengan ketinggian kurang lebih 1.200 meter di atas permukaan laut, bisa dipastikan bahwa hawa di tempat itu akan selalu sejuk sepanjang tahun. Karena itu, bagi mereka yang tidak tahan dengan udara dingin, ada baiknya tidak lupa membawa jaket jika ingin berkunjung ke tempat ini.

IMG_MBL11

Untuk mencapai Puncak Lawang, para pelancong yang mengambil Padang sebagai titik awal perjalanan mereka bisa memilih salah satu dari dua rute yang bisa ditempuh. Yang pertama dari Padang pelancong bisa berkendara menuju Lubuk Basung melalui Pariaman, dan setelah mencapai tepian Danau Maninjau bisa mengambil jalur naik menuju Bukittinggi melalui Kelok Ampek Puluah Ampek yang terkenal itu. Tidak jauh dari kelokan yang terakhir akan ada petunjuk arah berbelok ke kiri, naik menuju ke Puncak Lawang. Jalur ini bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 3,5 jam. Jalur lain yang juga bisa diambil jika tidak mau lewat Pariaman adalah dengan melalui jalur Padang – Bukittinggi kemudian di teruskan ke arah Danau Maninjau. Jalur ini merupakan kebalikan dari jalur yang pertama, oleh karenanya jalan masuk menuju ke Puncak Lawang terdapat sebelum kelokan pertama dari Kelok Ampek Puluah Ampek itu. Tepatnya di Kecamatan Matur. Dengan mengambil jalur ini, Puncak Lawang bisa dicapai dalam waktu kurang lebih 4 jam berkendara. Hanya saja perlu diingat, bahwa belum ada kendaraan umum yang melayani penumpang langsung ke Puncak Lawang ini, sehingga pelancong yang ingin berkunjung ke Puncak Lawang disarankan untuk mempergunakan taksi ataupun mobil sewaan.–

IMG_MBL09

Categories: Travel Pictures | Tags: , , , , | 44 Comments

Post navigation

44 thoughts on “A lake view from above

  1. ngliat danau begini jadi kepengen makan ikan deh 🙂

    suhunya kurleb berapa derajatkah disini mas?

    salam
    /kayka

  2. What a beautiful place, Chris. Your shots are magnificent. 🙂 Very interesting to read about how the lake was formed.

  3. di puncak lawang itu dulu ada yang main parasailing (bener gak sih istilahnya) masih ada gak mas?

    • Mungkin maksudnya paragliding ya Mbak? Masih sih katanya, meskipun pas aku ke sana kebetulan lagi gak ada yang latihan

      • Aku mau porongglundung ae disana mas. ^.^ kayaknya cocok untuk piknik keluarga. Apa ada losmen atau fasilitas lainnya, mas kris?

      • Wah ojo Mas, nek ngglundung bareng-bareng malah repot 😀
        Ya aku rasa juga cocok buat piknik keluarga, Mas. Di situ sudah ada penginapannya koq dan juga ada cafe. Kalau losmen malah aku gak lihat tuh

  4. biarpun awan gelap tapi tetap cantik ya.., kalau pas cerah permukaan airnya seperti kacang
    kalau lewat Matur jangan lupa ngemil kacang gongsengnya… enaaaaak..

    foto2nya pak Chris selalu memikat hati deh…

    • Iya Mbak, semula harapanku adalah mendapatkan permukaan danau yang membiru seperti yang pernah aku dapatkan ketika berkunjung ke Maninjau sebelum ini, sayang mendung membuat permukaan danau tampak keabu-abuan meskipu memang tidak mengurangi keindahannya. Dan soal kacang, iya nih kelewatan, pas kesana gak sempat ngemil kacangnya, Mbak 😀

  5. entah kenapa ya mas semua hampir rata-rata langit di pulau sumatera banyak awan. kyk minggu lalu saya ke pulau Pahawang, kurang biru langitnya. padahal matahari panas benget. tp tetap saja pic nya keceh.. 😀

    • Kebetulan saja mungkin. Seperti waktu itu, selama 4 hari aku kluyuran di Sumatera Barat, dapat langit biru cuma bisa dikatakan beberapa jam saja

  6. Enak banget nih nongkrong di atas sini malem malem atau pagi pagi atau sore sore. Banyak maunya:d

  7. Huuu Puncak Lawang, saat itu Bundo Dentist emak LJ ingin memandu ke sana sayang waktunya terbatas, Menikmati keelokannya dari postingan Pak Krish saja,
    Kelok Ampek Puluah-nya ada diskon kah Pak? Wisata Sumbar selalu tebar pesona nih.
    Salam

    • Keloknya masih utuh koq Bu, atau adakah kesalahan yang sempat terlewat? Coba nanti aku periksa lagi. terimakasih untuk koreksinya, Bu 🙂
      Ayo Bu Prih jalan-jalan lagi ke Sumatra Barat, masih banyak tempat yang perlu di-explore loh Bu

  8. Okti D.

    bahkan dengan mendung menggelayut, panoramanya sangat luar biasa 🙂

  9. Aku rindu mendung plus turun hujaaaan yogya panas banget.

    Wah danaunya bagus wah susah kalau ngak bawa mibil pribadi ke puncak harus naik taksi pasti mahal..

    • Wah Yogya lagi panas ya Mbak? Sama nih Jakarta juga lagi panas, cuma mending kemarin di tempatku sempat dapat hujan sedikit.
      Iya, memang susah. Daripada pakai taksi, mendingan sewa mobil harian saja sekalian jadi sekaligus juga bisa berkunjung ke beberapa tempat.

  10. kebayang jika bisa berada di Puncak Lawang bakalan enggan pulang deh mas .

  11. Mas Chris sempat turun ga ke danaunya ? Ga tahan deh lihat air. Kayak melambai-lambai suruh nyebur gitu….pasti seger banget berenang disitu hehehe…..

  12. Melihat hasil foto-foto di sini, jadi ingin muter di Sumatera,
    ke Maninjau terakhir sudah lamaa banget 🙂

  13. pernah kesini diajak teman, pemandangannya keren bgt dari puncak lawang

  14. Bernice Nelson

    Lovely post! 🙂 Great to see shots from the other side of the world! 🙂 Greetings from South Africa

    • Hi Bernice,
      Thanks a lot. I’m glad to meet you here, and yes it’s always great to see other parts of the world, even through other people captures 🙂

  15. Ada senang dan geregetan kalau berkunjung ke sini nich.. Senang karena bisa menikmati keindahan Nusantara, geregetan karena selalu mendapatkan obyek yang indah-indah

  16. Beautiful and a bit melancholic atmosphere! Nice place and thanks for taking me there! Have a nice Sunday. Kamila

  17. Melihat Danau Maninjau ini jangen kelok 44, kangan makan pensi dan ikan bilih, kangen puncak lawang. Seperti biasa foto-fotonya stunning Mas Krish 🙂

  18. dey

    Sumatra Barat punya pesona sendiri ya Om, pernah dapat cerita dari teman yang tinggalnya di tepi danau ini. Sekarang liat pemandangannya lewat foto2 di sini. Duh, makin bermimpi ingin ke sana.

  19. Indah sekali danaunya. tapi rupanya mirip dengan Danau Batur di kampungku – dindingnya bukit-bukit bekas letusan gunung.
    Akhir Sept kemarin padahal aku sempat juga ke Padang,pak, tapi sayang…kerja,.hiks hiks.. jadi ngga bisa jalan jalan..

    • Iya sih Mbak, memang sepintas jadi mirip pemandangan di Danau Batur.
      Wah kalau gitu harus cari waktu kesana lagi dong Mbak, tapi kali itu betul-betul untuk jalan-jalan 🙂

  20. harumhutan

    wew..itu yang berduaan 😀

    tjantik banget om…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: