Bukittinggi, which known as the second largest city in West Sumatra Province, Indonesia, also known as one of the province’s tourist destinations. The city lies on a range of mountains that stretch along Sumatra Island and known as Bukit Barisan. The location, which was more that 900 meters above sea level, made the city has cool climate along the year.
The name Bukittinggi consists of two words in Bahasa Indonesia; ‘bukit’ and ‘tinggi’. ‘Bukit’ means hill and ‘tinggi’ means high, so . . together, the two words means a high hill, which describe precisely about the city hilly topography. There are hills within the city area such as Ambacang Hill, Tambun Tulang Hill, Campago Hill, Mandiangin hill, and many others.
And since all the hills had beautiful scenery, people built hotels, resorts and also offices on top of some of the hills. As an example, the hotel I used when I visited the city, was located on top of a hill called Campago Hill.
At that late afternoon, when I just walked toward my room, I passed an open window which faced to the adjacent hill. There, I saw a big building with its typical Minangese roof on top of it while the reddish sky became its background. For an instant I just stopped to admire the scenery, and then I remember that I had to snap one or two pictures to share with you :). Later I learn that the building was the new Lord Major of Bukittinggi’s Office which was located on the top of Gulai Bancah Hill. Unfortunately my limited time in Bukittinggi prevented me to admire the pretty building from a closer distance at that time 😦
Keterangan :
Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Propinsi Sumatera Barat, selain dikenal juga sebagai kota yang bersejarah dan juga kota tujuan Wisata. Kota Bukttinggi memiliki ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut, sehingga udara di sana bisa dikatakan sejuk sepanjang tahun. Maklum sajalah, karena kota ini terletak di atas rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang membujur di sepanjang Pulau Sumatera.
Kalau di telaah, nama Bukittinggi sebetulnya merupakan gabungan dari kata-kata ‘bukit’ dan ‘tinggi’, yang ternyata sangat cocok untuk menggambarkan lokasi kota tersebut yang berada di ketinggian disamping juga kontur tanah dalam wilayah kota itu yang berbukit-bukit dan juga berlembah. Di dalam wilayah kota sendiri terdapat beberapa bukit yang tidak terlalu tinggi, misal saja Bukit Ambacang, Bukit Tambun Tulang, Bukit Campago, Bukit Mandiangin, dan masih ada banyak lagi.
Pada gilirannya, kondisi alam yang berbukit dan berlembah itu menyebabkan daerah tersebut memiliki pemandangan yang indah. Karena itulah tidak heran kalau di beberapa puncak bukit itu kini dibangun hotel-hotel dan juga resort untuk menampung pelancong yang ingin berlibur di Bukittinggi. Selain hotel dan resort, di puncak beberapa bukit dibangun juga kantor, utamanya kantor pemerintah.
Pada kunjunganku baru-baru ini ke kota yang berhawa sejuk itu, kebetulan aku menginap di salah satu hotel yang terletak di atas Bukit Campago. Sore itu, ketika aku baru saja membereskan segala urusan check-in dan sedang berjalan santai menuju ke kamarku, kebetulan aku melewati sebuah jendela yang terbuka. Ketika pandanganku ku arahkan ke luar jendela, sejenak aku terpana mendapati pemandangan yang sangat cantik dimana di puncak bukit yang tampak dari Bukit Campago itu berdiri sebuah bangunan dengan atap khas bangunan tradisional Minang dilatar belakangi langit kemerahan karena sinar surya yang mulai terbenam dibiaskan oleh awan mendung. Untung aku segera tersadar dari bengongku, dan bergegas mengambil beberapa foto sehingga bisa aku bagikan di sini :). Belakangan baru aku tahu kalau bangunan tersebut ternyata adalah Kantor Walikota Bukittinggi yang baru. Sayangnya aku tidak berkesempatan berkunjung dan mengagumi keindahannya dari jarak dekat karena waktu yang tidak memungkinkan 😦
Puncak atap bangunannya serasa mecucuk langit senja yang kemerahan. Cantik sekali..nggak heran deh jadi bengong melihatnya..
Iya, memang jadi kelihatan keren karena atapnya yang khas itu, apalagi suasana senjanya juga dapat meskpun masih dibayangi mendung 🙂
Kalau di Eropa sana itu semacam kastil di atas bukit ya om? hehehe.
Ha ha ha . . . bener Mas, asal jangan ingatnya kastilnya drakula aja ya 🙂
wah sayang ya mas berarti gak ada tulisan soal bukittinggi dong kali ini?
salam
/kayka
Iya Mbak, waktu itu aku kurang menjelajah kota Bukittinggi, malah nyasarnya ke daerah sekitarnya tuh 🙂
keren Pak foto2nya… cantiknya
dari jauh tampak begitu menonjol ya bangunan kantor walikota ini,
aku nggak pernah lihat dari jauh, nggak nyangka seindah ini penampilannya,
tapi langsung datang ke sana menjelang magrib, sayangnya sudah nggak dapat kilau merah matahari tenggelam
header blog Berbagi Kisahku berlokasi di sini pak
Wah kita jadi kebalikan dong ya Mbak, Mbak Monda dapat dari dekat dan aku dapatnya malah dari jauh 😀
Iya Mbak dari jauh cantik banget. Sebetulnya yang menemukan pemandangan cantik itu anak-anakku sih, sore itu pas aku cari karena mau jalan lagi, ternyata dua-duanya sedang asyik motret di jendela 🙂
Yang Mbak Monda dapat juga keren lho Mbak
Foto langitnya kereeen 🙂
Terimakasih, Mey. Iya sore itu kebetulan langitnya lumayan ok setelah dari siang tertutup mendung terus 🙂
Memang cantik pemandangannya, apalagi saat senja seperti itu.
Betul Teh, suasana senja membuat pemandangan yang sudah cantik tambah cantik juga
mas jalan2 trus nih 🙂 ikut dong ke bukit tinggi
Gak jalan-jalan teruslah Mbak. Cuma postingnya aja yang mengesankan begitu 😀
Mau ke Bukittinggi? Ayo aja, masih banyak yang bisa dieksplor di daerah situ
aku pengen banget ke Lembah Harau mas sama liat pacu jawi. kayaknya harus maret or april next year ya hehe
Yup, kalau bisa ke Lembah Harau jangan cuma berkunjung tapi juga nginep supaya bisa dapatkan foto pas pagi-pagi banget. Aku juga belum puas di Lembah Harau Mbak, karena pas ke sana kemarin langitnya flat banget. Pacu Jawi juga aku belum dapat, kalau gak salah sih iya memang di bulan Maret April itu. Kalau perlu sekalian dapatkan pacu itiak, Mbak 🙂
entar janjian aja mas, kalau emang mau jalan kesana. siapa tau bisa barengan.
aku emang pengen banget bisa nginep di lembah harau tapi entah kapan, mudah2an taon depan hehe
Sip Mbak, kita saling bagi info saja untuk event-event itu. Siapa tahu juga akhirnya kita bisa kopdar dan aku kenalan sama Matt di situ karena belum juga sempat ke Medan 😀
yupe mas 🙂
entar kalo aku ada infonya, entar aku share lewat email ya
Sip, Mbak. E-mailku masih ada kan?
masih dong mas 🙂
Sip lah kalau begitu 🙂
Isinya apaan tuh bangunan?
Kantor Walkot, Jat. Jadi isinya ya si Walkot itu 😀
Ohhhh! Kirain isinya cewek cewek:p
Ada cewek staff-nya Walkot dan udah ibu-ibu 😀
Hahhahahah!
🙂
Keren ya mas Kantor walikotanya
Betul Mbak
Junior Pak Krish juga terasah kepekaan mengabadikan keelokan alam ya Pak, sehingga kami ikut kebagian keemasan senja berhias rumah bagonjong karya ayahandanya.
Salam
Iya nih Bu, dua-duanya kebetulan lagi senang main jepret. Buat aku untung juga karena kadang ikut kecipratan rejeki dapat angle atau view lumayan yang terlewat ketika jalan sendiri 🙂
Chris – The sky allows the mind to roam freely and is a wonder to behold. I’m always in awe of what you are able to capture with a shutter click.
Thank you for your always kind words, Sheri 🙂
Lovely photos Krishna. 🙂
Thank you, Mekala 🙂
Cantik bangeeet. Ah kangen tempat ini
Terimakasih Mbak Eka. Ada kenangan tersendiri yang bikin kangen tempat ini rupanya 🙂
Dulu sama bapakku ke sini 🙂
Wah iya kalau begitu memang Mbak Eka harus balik lagi ke Bukittinggi buat mengenang perjalanan bersama Bapak ya Mbak 🙂
Langit merahnya keren banget,
bangunan walikota nan bergonjong jadi berkesan magis seperti bangunan dalam dongeng 🙂
Betul Mbak. Itu yang terlintas di pikiranku juga waktu itu 🙂
Gak kebayang kalau Om terus bengong deh. 😀 Senja bakal trlewati begitu aja.
Bagus banget foto2nya, Om. Dan rasanya gregett lihat kantor2 yang ketilep senja itu.
Aduuuh pingin ke situ, Om.
Untungnya gak keterusan bengongnya 😀
Yup, gedung yang berada di atas bukit, apalagi dengan arsitektur tradisional hampir selalu kelihatan keren kalau pas ketilep senja. Nah atur waktu deh biar bisa segera ke Bukittinggi 🙂
cakep bgt ya, wktu kesana gk nemu loh mas yg bangunan ini, itu lihatnya dari buktitingi dimaanya yah mas?
Aku dapat pemandangan ini dari Bukit Campago, Win. Kebetulan aku nginep di hotel yang ada di atas Bukit Campago itu
pantes cakep ya apalagi suasana nya
Iya, tapi ini kebetulan juga koq nemunya Win 🙂
mungkin harus balik eksana lg klai ya
Iya Win, kalau mau dapat tempat yang gak biasa memang harus beberapa kali datang ke suatu tempat. Aku juga lagi mikir-mikir mau ke sana lagi karena ada beberapa tempat yang hasil fotonya kurang bagus menurut aku.
iya Chris ntar klo ada cuti lg hihi cuti udah habis
Wah kalau gitu musti pinter-pinter manfaatin week-end nih Win 🙂
iya hehehe
Kemarin saya ketemu dosen saya, yang pernah ketemu om Krishna. Ibu suprihati, saya di ajar ilmu tanah oleh beliau.
wah… lancar terus ini dolannya O,.m
Lho koq tahu kalau aku dan Bu Prih saling kenal, Dhave?
Aku dolannya udah lama koq, postingnya aja yang baru nih 😀
Bu Prih yang cerita, saat kita ketemu di peluncuran buku. 3 tahun yang lalu dia mengajar saya… hehehhe
Oh gitu. Ya deh nitip salam buat beliau kalau pas ketemu ya Dhave 🙂
syaap Om…
🙂
nice shoots!!!
you made me craving for Bika orBukit Tinggi’s pancake with durian and nangka sauce…..
Thanks, Ded.
Yup the Bika and Bukittinggi’s pancake with durian and jack-fruit sauce are a must to try when visiting the city 🙂
Memotret senja selalu terasa beda ya. Kalau di kantor saya pemandangannya hanya itu-itu saja, jadi foto senjanya juga itu-itu saja hehehe..
Iya, tetapi kalau diperhatikan betul-betul, meskipun kelihatannya sama saja, tiap senja selalu memiliki keunikannya sendiri-sendiri lho 🙂
Suka lihat langit di foto ini pak Chris, Cuma itu yang dibawah langit kok kelihatam burem ya. Nggak “jernih” kayak biasanya.
Mungkin pengaruh adanya kabut juga, Mbak 🙂
membahas bukit tinggi ini aku wow wow wow terus
asli ga abis kata untuk bilang bagus tjantik dan makin cinta indonesia..
kheren binggit itu kantor wlaikotanya ya…
Yup, kantor walikotanya keren, apalagi suasana sore itu mendukung . . 🙂