Pernah mencoba makan dalam penjara?

Kalau pertanyaannya begitu, rasanya aku bisa bilang kalau aku pernah dong makan dalam penjara 😛 . Etapi bukan penjara beneran lho ya . . . amit-amit deh kalau sampai masuk penjara *langsung ketok meja tiga kali*. Yang aku maksud sebetulnya adalah sebuah resto yang interiornya dibikin mirip dalam penjara karena resto ini menabalkan diri dengan nama Jail Restaurant atau restoran penjara.

IMG_BKT01

Nama resto ini adalah Bong Kopitown, karena resto ini dimiliki oleh Bong Chandra yang sudah cukup dikenal sebagai seorang entrepreneur muda yang juga adalah seorang motivator dan penulis buku. Kebetulan sebelum bulan puasa kemarin, aku berkesempatan menjajal beberapa menu yang ditawarkan di salah satu cabang resto tersebut yang berada di Karawaci.

Koq salah satu? Iya, Bong Kopitown sejauh ini sudah memiliki 5 gerai, yaitu di Kelapa Gading – Jakarta Utara, Plaza Semanggi – Jakarta Pusat, Summarecon Bekasi, Supermall Karawaci, dan di Jl. Sagan Yogyakarta. Sayangnya, dari info terakhir yang aku terima, gerai yang di Plaza Semanggi sudah tutup. Entah dengan gerai-gerai yang lain. Mudah-mudahan sih masih beroperasi seperti yang di Karawaci itu, dimana aku sempat mencoba beberapa jenis masakan Bong Kopitown yang ditawarkan di sana, lokasi pasti Bong Kopitown yang di Supermall Karawaci ada di Lantai 2 mall tersebut.

Menurut aku, ide Bong Chandra untuk membuat themed restaurant seperti ini cukup brilian. Apalagi perlengkapan makannya juga disesuaikan dengan keadaan dalam penjara, paling tidak itu yang aku lihat dalam film-film yang bertema penjara di bioskop maupun di televisi :D. Makanan disajikan di atas piring-piring logam, ataupun mangkuk logam. Sedangkan untuk minuman, kalau aku gak salah, hanya teh panas saja yang disajikan dalam cangkir logam, sementara minuman dingin tetap disajikan dalam gelas.

secangkir teh panas di atas daftar menu  (a cup of hot tea on a restaurant menu)

secangkir teh panas di atas daftar menu (a cup of hot tea on a restaurant menu)

Makanan yang disajikan di Bong Kopitown adalah makanan China Peranakan yang merupakan warisan keluarga Bong. Dari beberapa jenis yang aku coba, rasanya cukup lezat. Pada kesempatan itu, aku sempat mencoba nasi goreng ala Keluarga Bong, kuetiaw goreng, bihun goreng Singapura, nasi fu yung hai, mie goreng, nasi penjara, dan juga mie penjara. Wah koq banyak, memang muat perutnya? 😯  He he he . . . tentu saja gak muatlah, perutku masih normal koq, bukan karung :P. Cuma kebetulan aku ke sana bersama keluargaku, jadi pasti muatlah semua makanan itu, apalagi porsinya juga pas koq, gak terlalu besar dan juga gak terlalu kecil. Sebetulnya masih banyak lagi menu yang ditawarkan di sana, seperti misalnya nasi lemak, nasi ikan asam manis, laksa Singapura, yamien, dan lain-lain. Dan semuanya memang kelihatan enak. Cuma ya itu tadi, apa daya perut sudah gak muat  :(.  Lain kali rasanya perlu balik lagi untuk mencoba menu yang lain juga.

Jenis-jenis makanan yang aku sebut di atas masuk dalam kategori menu utama, karena untuk yang cuma perlu camilan untuk teman ngobrol, resto ini juga menawarkan berbagai macam makanan ringan seperti ubi goreng, pisang goreng, roti bakar ala Hong Kong dan lain-lain. Aku sendiri waktu itu sempat mencoba singkong ala Thailand. Untuk minumannya, resto ini menawarkan berbagai macam minuman, baik dingin maupun panas. Semuanya bisa dipilih di menu yang bentuknya menyerupai lembaran koran yang di beri nama Old Town Post, dimana di halaman utamanya memajang berita mengenai adanya tiga orang buronan paling dicari yang menyerahkan diri. Di halaman muka tersebut juga bisa dibaca sedikit cerita mengenai ketiga buronan itu dan mengapa mereka akhirnya menyerahkan diri.

Keunikan resto ini tidak hanya tampak dari suasana ruangan yang dibuat mirip dengan keadaan dalam penjara lengkap dengan jeruji besi dan sel-sel yang bisa ditempati pengunjung tamu ini untuk menyantap hidangan yang mereka pesan, tetapi juga dari seragam para pramusaji yang akan dengan ramah menyambut para tamu dan mencatat pesanan. Seragam yang berwarna hitam putih bergaris sepintas mirip seragam penjara dalam film-film. Bahkan untuk masuk ke area resto, pengunjung harus melalui tirai yang terbuat dari rantai-rantai yang digantung.

Begitu masuk ruangan resto, yang pertama kali akan dijumpai adalah meja tinggi yang difungsikan sebagai tempat meracik minuman, sedangkan di sebelah kanannya merupakan ruangan dapur yang dibatasi tembok dengan ruangan pengunjung. Tembok tersebut memiliki jendela untuk tempat keluarnya masakan pesanan pengunjung yang sudah siap disajikan.

Nah . . bagaimana? Tertarik untuk mencoba makan dalam penjara? Tertarik sih tertarik, tapi bagaimana harganya? Oh iya, hampir lupa . . . :oops:.  Harganya gak mahal juga koq. Untuk makanan utama harganya berkisar antara 20K – 30K, sementara snack tidak lebih dari 20K per porsinya. Minuman pun berkisar segitu, tergantung apa yang dipesan. Ya masih cucuklah membayar harga tersebut untuk suasana yang unik dan rasa masakan yang enak  🙂

Eh iya, jangan berfikir kalau ini promo lho ya. Ini murni iseng karena menurut aku resto ini unik dan layak di coba. Banyak lho pengunjung yang menyempatkan berfoto-foto juga di dalam ruangan resto ini. O ya, pada akhir pekan, resto ini cukup penuh pada jam-jam makan. Jadi kalau memang berniat mencoba, sebaiknya datang sebelum waktu makan atau justru setelahnya. Waktu aku ke sana sih kebetulan aku sampai sebelum waktu makan siang, jadi masih dapat tempat di dalam salah satu sel “penjara” itu 😀

 

Summary :

The title of the post can be translated as “have you ever had your meal in jail?”
Yup, you’re not mistaken, but what I meant here was not a real jail, of course. It was only a themed restaurant in Karawaci, a Jakarta’s satellite city, where I had my lunch with my family recently. I intently made my lunch as one of my post because the restaurant’s theme was quite unique; even the restaurant’s name underlined the theme. As you’ve seen in the last picture below, the name was Bong Kopitown Jail Restaurant.

IMG_BKT18

The restaurant owner was Bong Chandra, a young entrepreneur who was also a motivator and a book writer; hence the restaurant name was Bong Kopitown. He boasted that all the dishes were made based on his family old recipe. It was a Peranakan cuisine. Well, about peranakan cuisine, according to Wikipedia the cuisine combines Chinese, Malay, and other influences into a unique blend; and Bong Chandra proved that the blend were really made good taste dishes  🙂

To have a meal in Bong Kopitown, not only you taste various delicious foods, but also a unique environment. In there you can choose to seat in a small hall together with other guests or in a cell, even you can close the cell’s door if you want it 😀 . The utensils used were also like the ones used in a jail as portrayed in films (sorry I haven’t been in a jail and don’t even want to be in a jail, so I don’t know what were the real utensils used in a real jail 😛 ). The waiters and waitresses were all wear an inmate uniform.

IMG_BKT17

Anyway, it was a unique concept to be applied on a restaurant, and yet it was a successful trick as the restaurant was almost always full during lunch and dinner time. Perhaps it also caused by the price that was quite cheap for such a restaurant. It was only about Rp 20,000.- – Rp 30,000.- (US$ 2.- – US$ 3.-) per serving.

At last, the post was not intended as a promotion for the restaurant which already had 5 outlets. I made it just because I thought the restaurant was quite unique and all the dishes served were worth the price  🙂

IMG_BKT22

Categories: Food Notes | Tags: , , , , | 82 Comments

Post navigation

82 thoughts on “Pernah mencoba makan dalam penjara?

  1. Keren ya mas restonya, pasti banyak yang ingin coba ke sana, soalnya lain dari yang lain 😛

    Ini aku belum dinner, jadi tambah lapar juga lihat menu di atas 😀

  2. Even if I don’t understand the language, I get the general idea, lol

    • Hi Renx, glad to know that you got the idea 🙂
      Anyway, at the bottom part of the post, I put a brief summary about the post so for people who don’t talk in Bahasa Indonesia can understand what I wrote 😉

  3. bisa-bisanya aja ya, kreatif sekali 🙂

    ada setorinya gak mas kenapa si bong sampai menggunakan tema penjara ini?

    duh jadi laper lagi nih lihat hidangannya #merana

    salam
    /kayka

    • Yup, betul Mbak. Sangat kreatif. Sedangkan mengenai cerita mengapa dibuat tema ini, di lembaran menu yang berbentuk koran ada ceritanya sih, tapi rasanya itu fiksi :D. Alasan aslinya aku gak tahu karena pas aku kesana kebetulan Bong Chandra-nya gak ada di situ jadi gak bisa ditanyain, Mbak 🙂

  4. Hahaha…lokasi boleh seperti di penjara tapi masakan pasti sedap sekali di sana 😉 Terimakasih Pak Chris..moga-moga saya bisa mampir ke restaurant ini.

    • Iya betul, tetapi di situ penjaranya bukan penjara yang suasananya gloomy melainkan ceria penuh canda tawa pengunjungnya :D. Soal makanannya, meskipun soal rasa itu relatif, tapi rasanya banyak yang setuju kalau aku bilang makanan di sana enak.

  5. Tema restoran ala penjara ini keknya masih bisa deh aku nyobain, yang gak bisa yang tema nya toilet itu, hadeuhhh plis deh kek ga ada resto lain :p

    • Iya Feb, yang temanya toilet rasanya aku juga gak akan bisa menikmati seenak apapun makanannya. Untungnya di sini aku beum pernah ketemu yang temanya toilet gitu

  6. Restorannya unik, masakkannya juga terlihat enak. Pengen coba juga nih. Kebetulan menurut info dari pa Kris dijogja udah ada.

    • Iya Mbak, perlu juga dicoba. Kalaupun gak makan berat, makanan ringannya juga kelihatannya menarik untuk dicoba sembari ngobrol sama teman 🙂
      Soal yang di Yogya, aku juga dapat informasinya dari pihak mereka sih Mbak

  7. Kpn hari liat temen jg posting makan di sini. Jd pingin jg. Gmn makannya, kakak? Merasa terintimidasi, gak? hehe..

    • Makanannya sih enak kalau menurut aku. Kemudian soal merasa terintimidasi . . . rasanya sih gak akan merasa terintimidasi deh karena suasananya ceria dan juga dari dalam restonya, kalau kebetulan dapat meja yang mengarah ke luar, bisa melihat aktifitas di luar resto dengan bebas. Banyak lho yang berfoto ria di situ

  8. Serem tapi kayaknya seru ya 😀

  9. Alternatif artikel post yg menarik om Chris :D. Biasanya kan motret outdoor terus, hehehe. Karena sudah dikasih tau kisaran harganya, besok2 saya coba mampir outlet yang cabang Jogja. Maklum, kalau tampilan luarnya menarik itu biasanya harganya juga “menarik”, hahaha. 😀

    • Iya nih, sekali-kali masuk mall 😀
      Soal harga, memang biasanya begitu; tetapi untuk yang ini menurut aku sih harganya masih masuk akallah 🙂

  10. idenya kreatif, makanan yang dihidangkan sepertinya enak dan cocok di lidah.
    btw waktu makannya di kasih timer ga? hehehe
    saya pikir piring yang dipakai itu seperti piring ompreng ala militer gitu 🙂

    • Setahu aku sih gak dibatasi koq Mbak waktu makannya. Waktu itu malah aku lihat ada serombongan orang yang sudah di dalam ketika aku dan keluarga masuk dan ketika aku selesai rombongan itu juga masih asyik ngobrol.
      Trus piringnya, memang piring ala militer (kalau aku gak salah menginterpretasikan ya Mbak), cuma memang kondisinya lebih bersih dan mengkilat 🙂

  11. aku kok baru denger ya om?emang aku yang ga up to date he he…

    lebih seru lagi tuh kalo pengunjungnya dikasih baju seragam garis2 juga saat makan,suasana jailnya brasa banget yaaa..heheh

    duh makan dipirings eng yang ala penjara itu ya? brasa banget feelnya..

    by the way mie gorengnya look so delicious sepertinya*muka mie hehehe

    trus singkong ala thainya patut dicoba juga teh lecinya…

    kelapa gading yang deketan..kapan kapan nyobain ah..**kapan ya 🙄

    makasi infonya om,reviewnya menarik 🙂

    • Nah sekarang kan jadinya udah dengar, Wiend 😛
      Trus kalau pengunjungnya di kasih seragam, wah bisa berapa banyak seragam yang harus disediakan pemilik resto ya 🙄
      Kalau soal piring, sih menurut aku tergantung siapa yang makannya Wiend. Akan lebih kerasa lagi kalau minumnya teh hangat jadi minumnya juga pakai cangkir kaleng itu 🙂
      Untuk mie goreng, kata anakku memang enak. Eh tapi yang lainnya juga ok koq rasanya, Wiend.
      Nah tinggal atur waktu kapan mau nyobainnya tuh 🙂

      • gantian bajunya jadi ga boleh lama lama makan disitu 😀 *rasanya ga mungkin banget

        atu gini yang mau makan disitu wajib dress code garis2 hihihi *malah runyem ,weaah malah ngomongin baju 😆

        nah kan mienya enak,rekomen dah ntar kalo kesitu makan mie ama singkong aja plus teh manis anget my favo 😀

      • Lho ini koq diskusinya malah soal baju dan bukan soal makanan, ya deh nanti lain kali aku review toko baju saja supaya nyambung ya Wiend 😛
        Oh penggemar mie ya Wiend? Mending kalau ke situ rame-rame jadi bisa saling tukar makanan sama teman-teman. Modal sedikit tapi bisa cicipi macam-macam menu *trik anak kos-kosan nih* 😀

  12. Menarik ya idenya ala penjara, jarang2 kan ada resto dengan tema penjara. Kalau pas pulang ke Jakarta, pengen nyoba ah. Good artikel 👍

  13. Berani punya ide berbeda dan mengeksekusinya dengan bagus, naksir nasi goreng ala Bong…
    Lah menu ‘ala penjara’ saja begitu beragam dan menggoda apalagi kalau beneran menu dalam penjara, kalau ada peningkatan minat penghuni terali besi, postingan ini terindikasi jadi salah satu perujuknya, hehe…
    Salam

    • Penggemar nasi goreng juga rupanya ya Bu? 😛
      Nah ya itu, karena Bong Chandra sendiri dalam koran menu itu memajang fotonya dengan memegang papan layaknya napi yang di foto di penjara dengan tag line “the happiest prisoner on earth”

  14. Konsepnya unik, aku suka resto yg bginian, ada sensasi tersendirinya….
    di Palembang cm satu yp punya konsep bgini, cafe model kabin pesawat

  15. weh diyogya ada malah di daerah sagan, padahal sering sekali aku ke daerah sana buat cari makan tapi kok ngak pernah lihat ya..
    ehmm thx infonya nanti kalau ketemu mau coba juga..

  16. Idenya unik dan harganya juga gak terlalu mahal. sekarang makin banyak bermunculan tempat makan bertema unik ya pak chris. Makasih infonya 😀

  17. Wohhh! Yuk! Kita makan. Hahahah! Lama nggak ngeblog, tiba-tiba liat apdetan orang banyak yang baru:))

  18. Jiahhhh…mantaabbbb. Jadi pingin. Seru banget kayaknya

  19. Kalau makan di kapal TNI pernah mas, pake seng lebar, hehe. Ini makan di penjara, wah penasaran pengin coba. 🙂

  20. That’s an interesting concept for a restaurant, Chris.

  21. Wah seru tuh mas mencoba makan dalam penjara hahaha 🙂

  22. What a novel idea for a restaurant with a difference. 🙂 The food looks really wonderful, Chris.

  23. Sekalipun tempatnya mirip banget dengan penjara, tapi makanannya tidak mewakili penjara ya Mas. Ada-ada saja idenya Bong Chandra ya. Menurutku keren sekali 🙂

    • Betul Mbak, makanannya gak makanan penjara. Kalau di penjara makanannya seenak itu rasanya penjara bakal penuh juga Mbak 😀

  24. Wahh boleh juga tuh yang di karawaci.. saya cobanya yang di bekasi..

    • Wah sudah coba yang di Bekasi rupanya. Bagaimana suasana dan makanannya, mirip jugakah seperti yang di Karawaci ini?

  25. Simona

    *hąρρ¥ ώ€€Ќ€ɲď❤

  26. Sering lewat tapi belum pernah nyobain hehehehe..

  27. Di Bandung belum ada ya Om, kayaknya seru juga kalau bisa mengajak anak saya makan di sini. Bukan asik makan malah iseng mainan besi2 pembatasnya itu .. hehehe

    • Dari informasi yang aku dapat sih memang di Bandung belum ada, Teh. Eh jangankan anak-anak, aku saja pas makan di sana juga sempat iseng buka tutup pintu selnya 😀

  28. Wah… perlu nyobain yg di Jogja nih… 🙂

  29. wah..kreatif banget idenya. tapi aku jadi penasaran pengen tahu, apa ya kira-kira latar belakangnya kok idenya bis “jail restaurat”. jangan-jangan makanan di penjara itu sebenarnya enak enak? he he

    • He he he . . . ada ceritanya sih di lembaran menunya, tapi aku yakin kalau cerita itu bukan kejadian sebenarnya 😀

  30. Kesannya yang punya ‘iseng’ (jail) banget ya. Kreatif sekali! 🙂

  31. Wah… perlu nyobain yg di Jogja nih

Leave a reply to chris13jkt Cancel reply

Blog at WordPress.com.