A waterfall caused by strong waves

Still in Pacitan area, East Java, Indonesia; I visited another beach. The road to reach the beach at that time was quite narrow and bad, but I saw that there was a major project in progress to make the road in a better condition so that travelers can reach the beach easily. Hope that the project has been finished as I wrote this post  🙂

IMG_KLB01

The beach’s name was Klayar Beach or Pantai Klayar in Bahasa Indonesia. It located about 40 kilometers to the west of Pacitan. It was in a village called Kalak. On the way to the beach, there was another tourist destination called Gua Gong or Gong Cave which I, unfortunately, could not visit at that time because it was too crowded with visitors. Next time, if I have another opportunity to visit Pacitan, I will come to the cave for sure, so that I can tell you about its beauty and uniqueness. This time, however, let’s talk about Klayar Beach  😎

The beach was facing to the south, to the Indian Ocean, which known to have big and strong waves. Seeing from a hill on the way to the beach, Klayar Beach looked like a cove bordered by cliffs on each side. At the west, the cliff was quite high and on top of it there was a small open hut in which travelers could spend their time enjoying the soft sea breeze caressed their body and took away the tiredness they got when climbed up the hill to reach the hut. It was great just to sit in there looking to the ocean with its waves that never ceased rushing to hit the rocks at the foot of the cliff.

On the other side, at the east, there was a narrower cliff stood guard of the beach. The rocks on the cliff and also below it were like the work of art. They looked like modern statues, but those ones were carved by nature. Some people said that at a glance, one of ‘the rock statue’ on top of the cliff looked like the sphinx.

IMG_KLB12

So . . . once reached the beach area, travelers could choose whether they wanted to climb to the top of the cliff and enjoyed the beautiful landscape from the open hut or just walking along the beach to the east to pay a visit to the sphinx-like rock. If they choose to walk to the east, they should be prepared that they have to cross a shallow estuary with its clear water running to the sea. It was only knee deep and about 2 to 3 meters wide with a quite strong current.

After passing the estuary, travelers could see a big rock on the beach which always hit by big waves, and every time a wave hit it, the water would leap over the edge of the rock and formed a small waterfall. The so called waterfall was not high, it was only about 2 meters high. At that time I saw many people tested their courage by sitting behind the rock, under the edge, so that if a big waves surged and a waterfall formed, the water would pour over them.

IMG_KLB07

Close to the big rock, there was an iron ladder that lead to a higher cliff on which the sphinx-like rock located. The ladder would close at high tide, like when I was there, because it was too dangerous to be there. The strong waves would surely smash everybody there to the rocks. In low tide, however, it quite safe and many people would climb the ladder to see another unique natural phenomena on top of the rock, behind the sphinx-like rock. It was a hole at the rock which would shoot out a stream of water and made a fountain every time waves hit the empty space below the rock. Local people called it the ocean flute, because not only emitting water, the hole also produce a unique sound.

IMG_KLB08

Well . . all in all, Klayar Beach was a beautiful beach worth to visit. For them who like to be in a quiet beach, they better do not visit Klayar in holiday times. The beach will surely be very crowded in those times.–

IMG_KLB09

Keterangan :

Masih di Pacitan nih ceritanya. Sebelum meninggalkan kota ini, aku menyempatkan diri untuk berkunjung ke satu pantai lagi yang katanya cukup indah dan memiliki beberapa fenomena lama yang unik. Pantai yang aku maksud itu dikenal dengan nama Pantai Klayar.

IMG_KLB10

Pantai yang terletak di Desa Kalak, Kecamatan Donorojo, Pacitan Timur ini bisa dicapai dengan berkendara selama kurang lebih 1 sampai 1,5 jam dari kota Pacitan. Maklum saja, meskipun cuma berjarak 40 kilometer di barat Pacitan, setelah berbelok dari jalan utama yang mulus, jalan ke Pantai Klayar lumayan sempit dan jelek. Itu waktu aku ke sana lho ya. Mudah-mudahan sih sekarang sudah lebih lebar dan kondisinya juga lebih halus karena pas aku kesana itu memang sedang dilakukan proyek perbaikan jalan.

Sebetulnya di jalan yang menuju Pantai Klayar itu ada juga obyek wisata lain, yaitu Gua Gong. Cuma waktu itu aku sengaja tidak mampir karena terlihat kalau pengunjungnya membludak. Terus terang aku malas kalau harus berdesak-desakan kalau mengunjungi suatu tempat, khususnya tempat wisata  😦 . Mudah-mudahan lain waktu aku berkesempatan mampir di sana, supaya bisa juga membagikan keunikan dan keindahannya di sini. Ah tapi yuk balik lagi saja ke topik semula; kita ngomongin Pantai Klayar aja kali ini  😎

Pantai Klayar menghadap ke Samudra Indonesia yang terkenal dengan ombaknya yang cukup besar. Dilihat dari ketinggian, pantai ini tampak berupa sebuah teluk kecil yang dikelilingi bukit. Di sisi kanan dan kirinya berdiri kokoh bukit karang. Di atas bukit karang yang terletak di sisi barat, terdapat semacam pondokan terbuka yang bisa dipergunakan oleh para pelancong untuk duduk-duduk sambil memandang lautan lepas dengan ombaknya yang seolah tak pernah lelah berkejaran untuk akhirnya memecah di bebatuan karang di kaki bukit itu sehingga menghasilkan percikan air yang bertampiasan kemana-mana. Di atas bukit itu, angin juga bertiup semilir menyejukan sehingga rasa lelah akibat perjalanan mendaki bukit akan lenyap. Eh tapi jangan sampai ketiduran karena menikmati belaian angin semilir itu lho ya  😛

IMG_KLB11

Di sisi lain, yaitu di sebelah timur pantai, seonggok karang raksasa juga membentuk bukit yang tampaknya tidak setinggi bukit yang di sebelah barat itu. Meskipun demikian, karang-karang di sebelah timur ini bisa dibilang memiliki bentuk yang indah, yang merupakan hasil pahatan alam selama berbilang tahun.

Karena itulah, begitu mencapai pantai, pelancong dapat memilih untuk berjalan ke arah yang disukainya. Ke barat mendaki bukit dan menikmati bentang alam dan keindahan pantai dari ketinggian; atau ke timur menyusur pantai yang berpasir lembut untuk menuju karang-karang indah yang merupakan karya seni yang dihasilkan oleh alam itu.

IMG_KLB18

Jika pilihannya adalah menyusur pantai ke arah timur, pelancong akan menemukan sebuah muara sungai yang harus diseberangi guna mencapai lokasi karang-karang yang artisitik itu. Jangan khawatir, meskipun arusnya lumayan deras, muara sungai ini masih bisa diseberangi dengan berjalan kaki koq. Dalamnya hanya selutut orang dewasa dengan lebar kira-kira 2 sampai 3 meter. Air di muara itu cukup jernih sehingga dasarnya tampak jelas.

Nah setelah menyeberangi muara sungai itu, pelancong akan tiba di sebuah gugusan karang di tepi pantai yang bentuknya mirip Tanah Lot mini. Di situ terdapat fenomena alam yang unik, yaitu terciptanya sebuah air terjun tiap kali gelombang yang cukup besar menghantam karang tersebut. Meskipun terjunan airnya tidak tinggi, tetapi dorongan ombak yang cukup kuat menyebabkan air yang tertumpah dari bibir karang itu lumayan deras juga. Beberapa orang aku lihat menjajal keberanian mereka di sana waktu itu. Mereka duduk di balik tebing, sehingga ketika ombak besar menerpa, tubuh mereka akan tersiram terjunan air dari atasnya sehingga basah kuyup. Kelihatannya seru juga  😀

IMG_KLB16

Tidak jauh dari air terjun mini itu, aku melihat sebuah tangga besi permanen yang terpasang di dinding karang, yang memungkinkan pelancong untuk memanjat ke atas karang tersebut. Di atas karang itu, dari jauh tampak sebuah batu pahatan alam yang menyerupai sphinx yang ada di Mesir sana. Sayangnya tangga itu hanya dapat dipergunakan jika air laut sedang surut. Pada saat air pasang seperti ketika aku kesana, sangat berbahaya untuk menaiki tangga itu. Di dekat tangga itupun sudah sangat berbahaya karena kemungkinan dihempas ombak sangat besar.

Di atas karang itu, tidak jauh dari batuan yang menyerupai sphinx itu, terdapat sebuah lubang yang sewaktu-waktu akan menyemburkan air disertai bunyi yang unik kala ombak menerpa batuan di bawahnya. Karena itulah penduduk setempat menyebutnya sebagai Seruling Samudra. Sayangnya aku belum cukup beruntung untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri  😦

IMG_KLB20

Meskipun demikian, aku cukup puas juga bisa berkunjung ke Pantai Klayar ini. Panoramanya yang indah tidaklah membosankan untuk dinikmati. pasti akan lebih puas menikmatinya kalau pantai dalam keadaan sepi, seperti keadaan pantai pada saat bukan hari libur.–

Categories: Travel Pictures | Tags: , , , | 77 Comments

Post navigation

77 thoughts on “A waterfall caused by strong waves

  1. Sumpah bagus , baca blog ini aku ingat utang informasi sama kamu mas, sampai sekarang kok ya aku blm ketemu ma teman aku itu ya hehe.
    Wah lama sekali aku tidak pernah ke pantai ….

  2. Beautiful images, Chris 🙂

    The landscape is so different here. The hillock and small islands near beaches are simply great for photography, right?

  3. Pantai Klayar sungguh indah, baru lihat dari foto2nya saja kagum, apaagi lihat langsung pasti aku akan terkagum-kagum 😎 . Aku juga tipe yg malas ngantri ketika di objek wisata, mending pergi ke lokasi lain 😉 .

    • Betul, Mbak. Kalau lihat langsung lebih indah, apalagi melihat saat-saat ombak besar menghantam karang dan menimbulkan luapan air yang mirip air terjun itu. Waktu itu aku gak bosan-bosannya lihat dan berharap supaya setiap ombak yang datang cukup besar untuk membuat air terjun yang deras.
      Soal ke tempat wisata, berarti kita sama dong ya 🙂

  4. Chris – Again your photos are of such magnitude that I feel as though I’m right with you and could possibly walk to the edge of the beach any time I wanted. Are you preparing these for a travel journal? They are that good!

  5. indah bgt ini, Mas. Eh iya itu ada mirip kayak tanah lot ya..
    bagian pantai yang ada sphinx-nya itu menarik..kalau ombak lg nggak deras bisa jalan ke sekitar sphinx itu berarti, Mas?

    • Betul Teen, kalau pas laut surut dan ombak tidak terlalu besar, orang-orang bisa naik ke sana untuk memandang laut dari sudut pandang yang lain, sekaligus juga untuk melihat air mancur alami yang terjadi akibat hantaman ombak di bawahnya

  6. What an amazingly beautiful beach! You’ve captured it perfectly!

  7. kenapa tidak melihat langsung air terjun yang jatuh ke laut di Pantai Banyutibo? Letaknya juga di kecamatan Donoharjo lho.

    • Iya, rencana semula memang mau ke sana, tetapi ternyata waktunya gak cukup, Mas. Sudah terlanjur ada acara lain. Mudah-mudahan sih lain waktu bisa kesana lagi dengan waktu yang lebih longgar, jadi bisa lebih leluasa blusukannya

  8. Delightful images Chris. As always, a true pleasure to visit your blog. Blessings, Robyn

  9. wahaha…. pantai terus Om… cakep.. cakep…
    sayang saya belum bisa ngaplot nie… nunggu sponsor.. tangan udah gatel…

  10. Sawarna tuh mirip begini mas, cuma area lapangan karangnya lebih luas. Cukup buat maen bola:D.

    • Nah masalahnya aku belum juga sampai ke Sawarna nih. Jadi gimana dong? 😛

      • ke sawarna bareng om 😀

        **koding,sesama belum pernah ke sawarna 😀

      • Ayo . . ayo . . atur waktu yang lumayan senggang karena perjalanan kesana lumayan jauh 😀

      • Hmmmm….!
        Ngayal dulu aja mas:p

      • Jangan ngayal, karena kalau ngayal kan gak mungkin terlaksana. Sebaiknya bikin rencana, jadi begitu kondisi memungkinkan bisa langsung meluncur ke sana

      • iyah jauuh banget katanya, ini brangkat malam sabtu pulang minggu sore bisa kok om cuma ya puegeel 😀

      • Iya kalau dipaksain gitu memang bisa, tapi ya memang pegel, dan di sana juga jadi gak optimal menjelajahnya. Mendingan cari waktu agak senggang, jadi bisa betul-betul enjoy 🙂

  11. selalu tersepona liat hasil jepretan om kris.. luar biasa!

    ombaknya keren abis ya om.. bisa gitu dpt fotonya 😀

  12. Meski Seruling Samudera urung mendayu, sajian pahatan alam maupun alunan ombaknya sungguh keren Pak.
    Publisitas Pantai Klayar yang luar biasa ternyata belum sebanding dengan kemudahan jalan pencapaiannya ya Pak. Semoga lestari keindahan alam Pantai Klayar.
    Salam

    • Mudah-mudahan sekarang akses ke sana sudah lebih bagus. Meskipun demikian, kemudahan akses diharapkan tidak merusak keindahan dan kelestariannya ya Bu.

  13. Klayar mmg top banget dan ombak nya juga bikin deg2an dahsayt nya 🙂

  14. ahh aku rindu nih mas jalan2 lagi 😦 sekarang susah deh pergi2

  15. asli om ini amazing , hidup dan baguuuuuus bangeeet..

    tidak seperti di foto look a real om!

    seruling samudera?wow..pasti lebih indah lagi ya,

    diantara deburan ombak,batu karang terdengar suara seruling samudera,,,, magic om.. 🙂

    • Thanks Wiend 🙂
      Seruling Samuderanya kalau menurut aku sih gak indah tetapi memang amazing, kebayang kan di tengah-tengah batu tiba-tiba bisa keluar air yang memancar tinggi ke udara. Ahh . . jadi pengen kesana lagi karena belum lihat sendiri 😦

      • kebayang banget om,yang ada aku bengong kali pas liat itu…

        pasti amazing banget itu,liat foto2 ini aja uda bikin merinding om,ditambah dengan itu seperti air terjun mendadak yang pasti wow..!
        speacless,,,,

        ayoo om balik lagi ke klayar tungguin sampe bisa liat seruling samudera 😀

      • Iya, pengennya sih segera balik ke sana lagi, tapi waktunya belum memungkinkan nih

  16. wonderful

  17. Pantai Klayar selalu keren walaupun baru sebatas liat dr foto2..
    Fotonya keren2 om..
    Ah sayang belum sempet mengunjungi klayar

  18. Mas Krish jago banget deh motonya.Pantai Klayar tampak begitu dramatis cantiknya 🙂

  19. cantik sekali ya mas pantainya, pernah baca ttg pantai ini di blog lain, nggak nyangka saja 🙂

    • Iya Mbak, memang cantik.
      Memangnya semula nyangkanya kaya apa?

      • nggak nyangka di sana gitu mas, kayak berada di negeri entah berantah gitu 😛

      • Ah Mbak Ely bisa aja nih. Memang negeri antah berantah kondisinya begitu ya Mbak 😛 :mrgreen: 😛

      • duniaely

        ya bisa saja khan mas,seperti negeri dongeng bgt entah berantah … kayak di sini pas lagi salju atau mengemas pas musim gugur, di tanah air itu banyaaaaaaaak sekali alam indah 🙂

      • Betul Mbak. Memang kalau mau dijelajahi banyak sekali tempat-tempat dengan pemandangan indah di tanah air kita ini ya.

  20. comelnye…. 🙂

  21. RMW

    Beautiful photos… the tourist board should be paying you for your work!

  22. aku belom pernah ke pacitaan. padahal dr jogja deket kan yaa.
    aih potonya keren2 banget mas. bikin pengen
    *memandangi kalender, merah2in tangga hitam

    • Yup, dari Yogya gak terlalu jauh. Yang lalu aku ke Pacitan juga start dari Yogya.
      Itu pertengahan April ada long week-end lagi, bisa dipakai ngabur ke Pacitan tuh 😀

  23. Keren bingiiiit pantainya

  24. Photonya bagus bagus amat Pak Krish. Udah itu batu karang hasil ukiran ombak itu juga bagus-bagus sekali bentuknya.

    Aku lagi mikir-mikir dan merenung….pak Krish sudah melakukan banyak sekali upaya untuk memperkenalkan banyak sekali tempat-tempat indah di Indonesia yang selayaknya dikelola dengan lebih baik lagi agar lebih banyaklagi wisatawan berkunjung. Salut, Pak!

    • Terimakasih Mbak.
      Anyway, berkaitan dengan tempat-tempat indah di negara kita ini, aku gak melakukan apa-apa koq Mbak. Ini cuma sekedar sharing kesenangan dan pengalaman pas aku kluyuran aja 🙂

      • Sharing dengan cara menuliskan dan mengupload gambar-gambar tempat wisata potential yg Pak Krish kunjungi ke media yang mudah diakses orang banyak, sudah sangat membantu pemerintah setempat dalam memperkenalkan dan memasarkan tempat wisatanya

      • Mudah-mudahan bisa begitu, Mbak, dengan harapan bahwa pemerintah setempat yang bersangkutan juga mau memelihara kelestarian lingkungan dan kebersihan tempat-tempat itu ya Mbak

  25. Amazing

  26. Am amazing beach with beautiful photos and wonderful explanation of the unique phenomena. The photo showing the waves near the rock statue is stunning. Thank you Chris.

  27. Pingback: Pesona Seruling Samudra | RyNaRi

Leave a reply to Nunu El Fasa Cancel reply

Blog at WordPress.com.