How big was the carpet? Was that a giant carpet? What was the purpose of covering hills with green carpet?
Well, what I mean with ‘the carpet’ here was not a real carpet. It actually was tea shrubs in a very big tea plantation I visited early last November in Cianjur. The plantation area was so wide, that it covered many hills. The tea shrubs, which were maintained at the height of about 1 meter, covered almost all of the area; so from a distance it looked like the hills were covered by a thick layer of giant green carpet. The tea shrubs were maintained low so that the tea shoots could be plucked easily every morning. Then the finest shoots would be brought to the factory to be processed further.
Cianjur, a hilly area at the south of Jakarta, was known to have many tea plantations, either government owned or private owned. Almost all were old plantations. I used the term ‘old’ because I’ve got information that many plantations had already existed since the colonial era. That means more than 70 years ago, and perhaps even more than a hundred years ago.
At that time, I was invited to spend a night in Gunung Campaka Tea Plantation, a private owned tea plantation in the area. These pictures were taken in the morning; but unfortunately there were no tea plucking activities at that time. Hope that next time I can come to the plantation when there is tea plucking activity, so that I can watch how skillful a tea plucker doing her job 🙂
Keterangan :
Wah terus seberapa lebar karpetnya? Koq aneh-aneh aja, ada bukit ditutupi karpet, buat apa sih?
Sebetulnya yang aku sebut ‘karpet’ di sini bukanlah betul-betul karpet, melainkan hamparan tanaman teh di sebuah perkebunan di Cianjur. Sedemikian luasnya perkebunan ini, sehingga mencakup pula beberapa bukit di kawasan itu. pohon-pohon teh yang dipertahankan tetap berbentuk perdu dengan ketinggian sekitar satu meter itu menutupi bukit-bukit yang ada dalam kawasan perkebunan sehingga dari kejauhan tampak bahwa bukit-bukit itu seolah-olah diselimuti karpet hijau. Pohon-pohon teh tetap dipertahankan setinggi itu untuk memudahkan pemetikan pucuknya yang akan dipergunakan sebagai bahan baku di pabrik-pabrik teh.
Waktu itu juga aku baru tahu kalau tanaman teh itu tidak dipangkas, maka tanaman teh bisa juga tumbuh tinggi. He he he . . .semula aku pikir tanaman teh itu ya memang berbentuk perdu dan gak bisa tumbuh tinggi 😳
Cianjur, yang waktu itu aku capai dengan berkendara selama 4 jam lebih dari Jakarta menembus jalanan yang cukup padat, memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil teh. Ada beberapa perkebunan teh di sana, baik milik pemerintah maupun milik swasta. Hampir semua perkebunan teh di daerah itu merupakan perkebunan teh yang sudah berpuluh tahun ada di sana, bahkan menurut informasi yang aku dengar, beberapa bagiannya dulu merupakan kebun teh milik pemerintah kolonial Belanda.
Beberapa foto yang aku post di sini aku ambil di Perkebunan Teh Gunung Campaka, sebuah perkebunan teh milik swasta yang dilengkapi juga dengan adanya pabrik pengolahan teh di dalam kawasan perkebunan. Sayangnya pagi itu tidak ada kegiatan pemetikan teh. Yah mudah-mudahan lain kali aku bisa datang lagi pas ada kegiatan pemetikan, sehingga aku akan bisa mengamati ketangkasan para pemetik teh itu menjalankan tugasnya 🙂
Reblogged this on BlindRhymes and things that'll blow your mind….
Thank you for re-blogging, Jaglavak 🙂
wah .. senengnya andai tinggal di sekitar sana ya mas, aku kok jadi kebayang naik pesawat terbang layang di atasnya mas, pasti dr atas bisa bener bener seperti motret karpet ijo deh 😛
Betul Mbak, meskipun cuma semalam tapi asyiknya masih terasa. Dan betul Mbak, kalau dari atas pasti lebih mirip karpet ijo tuh 🙂
Beautiful shots…
I just got confused that you have come down to Kerala 🙂 so similar landscape.
Thank you Sreejith. Unfortunately I haven’t had a chance to visit Kerala, but someday I’m sure that I will come to Kerala 🙂
hijaunya kebun teh dan awan khas pagi hari disajikan dengan sangat indah pak Chris, cantik sekali
Terimakasih, Mbak. Pemandangan yang menyegarkan ya . . .
hijau karpetnya menyegarkan udara dan pandangan. Seduhan tehnya menghangatkan keluarga dan persahabatan. Terima kasih Pak, berbagi keindahan bentang karpet hijau.
Betul, Bu. Apalagi teh segar yang baru selesai diolah dengan bahan berupa pucuk daun teh terbaik. Nyeruput teh hangat sambil memandang hamparan karpet hijau di pagi hari yang sejuk betul-betul jadi pengalaman yang menyenangkan
Truly beautiful Chris!
Thank you, Robyn
karpet yang sejuk ya hijau royo royo,,,,
sayangnya ga bisa dipijak untuk dilewati ya..seperti red karpet 😀
betah om tiap berada di tempat seperti ini 🙂
Ha ha ha iya kalau mau lewat ya jadi membelah karpet kalau di situ 😀
Betul, di tempat seperti itu rasanya tenang dan yang jelas udaranya masih segar 🙂
Nah ini saturasinya mantep.. naik dikit lagi Om hehehe
sayang kabutnya kurang hehehe
Wah masih kurang juga ya Dhave? He he he . . next post aku tambahin lagi deh 🙂
Soal kabut, iya sayang kurang tebal. Harus cari lokasi yang lebih berkabut nih, eh tapi kalau ketebalan malah jadinya BW lagi 😀
hahaha bisa aja Om Kris.. malah BW…
Lho bener kan? Kalau kabutnya ketebalan kan cuma kelihatan putih sama siluet gitu, makanya jadi BW 😀
kan teh nya tetep ijo heheh kabutnya agak abu-abu Om .. kalo meteringnya pas.
Ya kan tadi aku ngomongnya kalau kabutnya ketebalan 😛
Kalau tebalnya pas, nah itu yang kita tunggu bukan?
Benar sekali Om hehehe
Tossss . . . 😀
Omm..hihihihii kalau ngak ada artikel ini..mungkin saya kira tanaman teh memang perdu kwkwkwkwkwkwkwkwk ternyata bisa tumbuh tinggi Om yach..hihihi aduhhhhh saya ngak kepikiran sama sekali om…
Membayangkan suatu saat sempat motret di areal kebun teh
He he he . . . sama Bli, aku pikir tadinya juga begitu. Untung berkesempatan ke perkebunan teh ini, makanya dapat tambahan pengetahuan soal pohon teh itu. Buat motret di kebun teh jangan cuma membayangkan, Bli 🙂 . Ini aku juga ada rencana mau ke kebun teh lain tahun depan. Sekarang lagi menunggu ijinnya. Mudah-mudahan waktunya bersamaan dengan rencana Bli Budi ke Jakarta, jadi kita bisa motret bareng lagi
Ademmmmmmmm….!
Yuk! Jalan jalan ke sini lagi:d
Ke tempat lain aja gimana?
Hayuk! Kan kita nunggu komando ke ciwidey:D
Sip, tunggu ijin juga nih. Janji ya kalau pas sudah waktunya, gak terus bilang gak bisa lagi 😛
Siaapppp!!! Yuk! Kangen nih. Kasian kameranya nganggur.
Nunggu kalau udah gak hujan ya, sayang juga jauh-jauh tapi gak bisa motret
Kita hujan hujanan aja mas:p
Kalau kehujanan gw kuatir kameranya masuk angin 😀
Teduh banget.
Setuju Mbak
mas, cakep banget fotonya. yang aku paling suka foto terakhir karena ada cahaya2nya gitu hahaha. kereeeeeennnnn
Thanks Mbak. Kebetulan dapat itu 🙂
Langitnya super cakepppp..
Terimakasih Fan. Kebetulan cerah berawan pagi itu, jadi lumayan cakep langitnya 🙂
pagi-pagi di kebun teh, was menyegarkan bgt pasti. apalagi kalo pake sepeda gunung
Wah asyik tuh kalau bisa sesepedaan di kawasan kebun teh gitu 🙂
Karpet hijau bagus, karpet langit angkasa biru sama bagusnya 😉 .
Setuju Mbak 🙂
tanpa dipangkaspun kalau pucuknya dipetikin terus akan seperti terpangkas dengan sendirinya kali Pak Chris..
Mungkin juga ya Mbak, wah waktu itu harusnya aku tanyakan juga tuh ya 🙂
Kupasan wisata mas Chris pasti ciamik… two thumbs up… 🙂
– Kabari bila ke Jogya –
Terimakasih Mas 🙂
Untuk ke Yogya, nanti aku e-mail saja ya Mas
Adem benar bermain diantara hamparan carpet hijau ini ya Mas Krish. Hawa sejuk dan bikin lapar terus..
Betul, Mbak. Makanya juga gak berani lama-lama di sana, takut tambah gembul 😀
Seger banget lihat foto-fotonya pak chris.
Iya Mbak, ijo royo-royo ya 🙂
Asem … ini aku mampir kesini koq malah melihat foto-foto alam yang sedang ingin aku kunjungin …
termasuk view pemandangan2 di atas … so damn beautiful ….
Lho senang ke alam juga ya Mas? Sama dong kita 🙂
Wah banget tuh …
karena aslinya emang anak ndesa tapi sekarang tinggal di jkt yang blas nggak ada ijo-ijonya sama sekali …
Sebetulnya masih ada sih yang ijo-ijo di Jkt, cuma memang harus diakui kalau sudah sangat jarang.
Ayo kapan-kapan ikutan kalau pas aku sama teman-teman cari ijo-ijo lagi di sekitar Jkt
Ayo, dengan senang hati… sekalian belajar fotografi 😀
minta tolong kabari ya mas, eh atau Pak ya aku manggilnya ? he he he
Sip kalau begitu. Dan karena mau ke alam, sebaiknya kita nunggu hujan sudah gak terlalu sering mungkin ya 🙂
Soal manggil, apa saja lah, mau Mas atau pak silahkan saja 😀
He he he, bener Pak, sekarang kalo kena hujan bisa sakit soale
Bukan cuma sakit aja, Mas. Eman-eman kameranya juga lah 😛
iya yah … report servicenya ntar yah …
eh ngomong-ngomong saya sedang ngobrol sama master fotografi ya… wah senengnya bisa dapet ilmu banyak ntar neh 😀
Aku juga masih belajar koq Mas
Hijaunya bikin adem mata …
Sumpah indah banget pak.
Terimakasih, aku setuju kalau hijaunya bikin adem di mata 🙂
Wonderful shots!
Cheers,Laura
Thank you. You’re very kind, Laura 🙂