On my way from Pangkal Pinang to Belinyu (Bangka Island), when entering Sungailiat District, I drove along an empty road which in some parts was pretty close to the shore. At a point, there was a cliff facing a beautiful beach far below, while on the other side, there was a hill. Since the scenery was quite pretty, I decided to stop for a while to explore the area. I also tried to look for a path which would lead me down to reach the beach. It seemed a perfect idea, to be able to play in the water in the very hot sunny day 🙂
When my friend knew about my intention, he suggested me to climb upward to the hill instead of down to the beach. He said that the view from the top of the hill would be better. More than that, I could save my energy because I could use the car to reach the top.
So . . . off we went to the top of the hill . . . by car of course 😛 The road to the top was quite good, and once we reached the top, I was stunned to see that there was a big Chinese Temple stood still facing the sea. At that time, the temple was still being built. I saw some workers were finishing the exterior while some others were decorating the interior of the temple.
In my opinion, the temple will be very beautiful when it finished. Imagine that a big Chinese Temple which looked similar to the Temple of Heaven in Beijing, China, stands facing the blue sea with ripples touching the white sandy shore below the cliff; the now barren front yard will turn green with some flower plants and become a pretty garden, and also several big trees blocking the scorching heat of the sun with their dense leaves.
Before I left the area, I asked about the name of the beach at the foot of the cliff. Their answer was : Pantai Tikus, which literally means the Mouse Beach. Unfortunately, nobody could tell me how the beach got its name. One of them said that perhaps the name was assigned to the place because there was many granite rocks on the beach which looked like mice. Well . . the rocks are still there, but I cannot see any resemblances with any mouse 🙄
Keterangan :
Dalam perjalanan dari Pangkal Pinang ke Belinyu, begitu memasuki daerah Kecamatan Sungailiat, kendaraan yang aku tumpangi masuk ke sebuah jalan alternatif yang di beberapa bagiannya sejajar dan bahkan berjarak tidak jauh dari pantai. Pada suatu tempat, jalan tersebut melalui sebuah tebing dengan pemandangan sebuah pantai berpasir putih yang tampak sepi di bawahnya, sementara di sisi lain jalan berdiri sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi. Karena tidak mau melewatkan pemandangan yang indah ini, aku meminta agar kendaraan berhenti sebentar di atas tebing sehingga memungkinkan buat aku dan keluarga untuk menikmati keindahan yang tersaji. Aku sendiri tidak lama kemudian sudah sibuk mencari jalan yang kira-kira bisa menuntun langkah kakiku menuruni tebing guna menyambangi pantai tersebut. Aku bayangkan, pastilah menyenangkan untuk bisa sekedar bermain air sejenak di siang panas itu.
Sewaktu aku sampaikan niatku itu kepada temanku yang kebetulan hari itu menemaniku bersama keluarga untuk berkunjung ke Belinyu, bukannya membantu mencarikan jalan melainkan dia justru menyarankan untuk mendaki bukit yang ada di sisi lain jalan itu. Dia bilang selain di atas pemandangannya akan lebih luas, juga bisa menghemat tenaga, karena untuk mencapai puncak bukit itu bisa dilakukan dengan kendaraan. Jadilah kemudian aku dan keluarga kembali ke mobil, yang kemudian langsung dikemudikannya menuju puncak bukit melalui jalanan yang sudah relatif bagus. Dan . . . sesampai di atas mataku terbelalak karena ternyata di sana terdapat sebuah bangunan kelenteng yang cukup besar dan masih dalam tahap penyelesaian. Meskipun belum selesai, keindahan dan kemegahan bangunan tersebut sudah tampak dengan jelas.
Kelenteng itu berbentuk seperti silinder, dan kalau diperhatikan bentuknya sangat mirip dengan Temple of Heaven yang ada di Beijing, di China sana. Aku jadi membayangkan keindahan tempat itu kalau kelenteng tersebut sudah selesai, dan halaman depan yang saat itu gersang nantinya sudah ditumbuhi aneka tanaman yang hijau membentuk sebuah taman yang asri. Pohon-pohon yang sekarang masih meranggas nantinya menjadi rimbun sehingga bisa meredam kegarangan panas matahari Bangka. Wah koq ya terus jadi menghayal gini ya 😳
Setelah berkeliling sebentar di sana, dan sebelum meninggalkan tempat itu, iseng aku bertanya kepada orang yang ada di situ mengenai pantai yang ada di bawah itu. Orang-orang mengatakan bahwa pantai itu dikenal dengan nama Pantai Tikus. Tapi sayangnya tak seorangpun yang bisa menceritakan mengapa pantai tersebut disebut Pantai Tikus. Ada sih orang yang mencoba memberikan jawaban meskipun terus terang aku agak meragukannya; katanya di pantai tersebut banyak terdapat bebatuan granit yang kalau dilihat sepintas tampak seperti sekawanan tikus. Nah batu-batu itu masih ada sih sampai sekarang, tapi dari atas sini menurut aku koq ya gak ada mirip-miripnya dengan tikus yah. Atau mungkin harus di lihat dari arah pantai? Kalau iya begitu, berarti suatu waktu aku harus balik lagi ke sini untuk turun ke pantainya dan melihat bebatuan itu. Kapan ya enaknya . . . ? 🙂
bos satu ini selalu bikin takjub…
Mas Aan bisa aja. Matur nuwun, Mas
wow..what a great location !
It is 🙂
The beach looks so beautiful, Chris, and that temple is very impressive. The ocean is such a gorgeous shade of blue. 🙂
Unfortunately I didn’t climb down to the beach at that time 😦
subhanallah…keren banget viewnya dari atas bukit itu ya om…liat fotonya aja udah bisa ngebayangin, gimana klo liat aslinya…
itu klentengnya masih aktif om, apa udah gak dipake?
Memang indah, tetapi dari pantai di bawah itu ternyata juga cakep banget pemandangannya. Sayang waktu itu aku gak sempat turun ke bawah. Nyesel juga sih jadinya 😦
Kelentengnya masih dalam tahap pembangunan. Jadi masih berdebu dan halamannya gersang. Pepohonan juga belum terlalu rindang.
oow.. masih baru toh.. aku kira udah lama itu klentengnya..
Mulai ngebangunnya sih katanya sudah lama, cuma memang belum jadi-jadi juga. Mungkin karena skalanya yang besar itu
wih, jalan2 terus masnya…
He he he . . . mumpung ada waktu, Jo 🙂
kbayang klo ngewatin jalanan itu, adrenalin pasti rushing bgt ya mas……
Kalau malam pasti iya . . .
Bangunan klentengnya udah lebih modern ya pak Chris
Kelihatannya begitu, Mbak. Eh padahal bangunan yang dijadikan contoh di Beijing sana merupakan peninggalan abad ke 15 lho Mbak
kren om..muantap…kelenteng…di tempat saya juga ada kelenteng om..nanti tak aja 😉
Terimakasih Bli. Sip, nanti kita lihat ya . . .
Mangstabs! Go oomm, gooo! *nyelem ke laut*
Walah . . ngapain pake nyelem ke laut? 😀
wow..!! itu kheren sekali cakep cakep masa namanya pantai tikus sih hiks 😦
Lho tapi beneran koq namanya itu, makanya aku penasaran kenapa dikasih nama itu. Sayang gak ada yang bisa kasih jawabannya. Di dekat situ malah ada lagi namanya Pantai Air Anyir. Padahal anyir kan bau gak enak ya? Nanti deh aku post juga foto-fotonya
hyaaa..air anyir iitu air amis yaaa.. 😦
knapa cakep cakep tapi namanya ga enak smua yaaa.om 🙂
ditunggu dah liputan slanjutnyaaa…
itu ilalangnya cakeb bener apalagi klo bisa foto disitu pasti ciamik tenan 😀
Yup, ilalangnya memang yang bikin cakep 😀
Untuk yang Pantai Air Anyir, sabar ya, aku pasti post koq mengenai pantai itu
“Pita hijau” di atap klentengnya menjadi pengikat dengan kehijauan alam sekitar ya Pak. Salam
Wah betul juga, Bu. Aku gak kepikiran ke situ. Matur nuwun, Bu
klentengnya unik bentuknya bundaran gitu, biasanya kan rata2 kotak bangunan biasa, udah ubek2 klenteng di jakarta keliatannya klenteng di pulau bangka lebih menarik
Memang agak gak lazim ya. Di Bangka juga aku baru nemu satu ini yang gak kotak. Sebetulnya kalau mau cari yang unik, di Tangerang juga ada kelenteng yang agak unik karena mahkota atapnya bukan naga. Sudah pernah lihat?
padahal udah keliling klenteng di tangerang jga tapi belom pernah liat mahkota atapnya bukan naga, klenteng apaan tuh namanya?
Di Tangerang ada dua kelenteng yang mahkotanya bukan naga, atau mungkin tepatnya bukan hanya naga karena ada mahluk lain yang mendampinginya, sementara di kelenteng-kelenteng lain biasanya hanyalah naga. Namanya Boen San Bio dan Boen Tek Bio. Aku pernah post mengenai kedua kelenteng itu, kalau mau lihat, silahkan klik di sini ya 🙂
Chris banyak sekali foto-foto perjalananmu bagus-bagus, pernah dicetak sbg kartupos kah?, contohnya yg foto temple itu unik sekali 😉 .
Kalau dicetak jadi kartu pos sih belum, Mbak. Tapi kalau jadi kartu ucapan, iya pernah 🙂
Mungkin tikusnya kalo keluar malam mas. Lain kali coba ditungguin sambil kemping ^.^
klentengnya belum dikasih nama mas?
Wah ha ha . . . bisa juga Mas. Coba lain kali aku ke situ malam. Kalau kemping sih ogah, lha wong sepi banget. Buat kelentengnya, pas kesana aku cari-cari namanya koq gak ketemu, dan yang ditanya juga pada gak tahu. Padahal aku ya penasaran
It’s beautiful!
Thank you . . . 🙂
Mas Chris, seneng dirimu ngeblog lagi 🙂 dan seneng main ke sini seperti biasanya ^_^
Ah, aku juga pernah dengar soal pantai Tikus ini, tulis lagi ya, Mas kalau udah tau kenapa dinamain ituh 😀 hehe
Thanks Mbak karena Mbak Eka seneng main ke sini 🙂
Untuk Pantai Tikus, pasti akan aku tulis lagi kalau sudah dapat jawabannya. Di Bangka masih banyak keterangan yang setengah-setengah aku dapatnya, makanya masih pengen kesana lagi nih
Selalu saja menyajikan yang kereeennnsss…..#bikin ngiler saja,om 😀
Kebetulan tempatnya yang keren ini sih . . . meskipun panas banget pas aku kesana 😀
sepetinya pantainya asik ya buat camping, dari pemukiman jauh gak mas?
Dari pemukiman lumayan jauh, Mas. Tempatnya juga lumayan sepi
keren banget pemandangannya dari atas bukit,
desain kelentengnya memang tak biasa, tak seperti kelenteng2 di Indonesia ya
Betul, Mbak. Desain bangunannya memang gak biasa, makanya aku sempat bengong pas lihat bangunan itu waktu baru sampai di atas bukitnya
ngeliat kelentenganya jadi ingat cerita Tintin di Tibet
Wah Mbak Monda penggemar Tintin juga rupanya 🙂
What beautiful shots! I would love to see a close shot of the rocks in the water (3rd set of pictures, far right one). I agree, I think the temple will be stunning! That’s one thing they don’t do here in the U.S.A. too much and that’s use the beautiful colors you guys use! Thanks for visiting my blog as well! :S
Thank you, Keli 🙂
Pantai Tikus dan Air Anyir. namanya beda banget sama keindahannya, bang. hehe.. liputan yang top, bang kris.
oh iya, ini yasdi ‘M4s0k3’ yang dulu di multiply 🙂
Hello Yas, apa kabar? Aku ingat koq. Akhirnya join WP juga jadinya nih 🙂