Makan malam di Warung German

Warung German? Gak salah tulis tuh? Iya Bozz, aku gak salah tulis koq, karena memang itu yang tertulis di restonya dan juga di sign-board yang ada di depan gedung dimana resto ini berada. Tapi . . . biarlah, mungkin itu merupakan strategi pemiliknya untuk menarik pengunjung ke rumah makan yang sudah memiliki beberapa outlet ini. Aku sendiri, Jumat malam kemarin berkesempatan untuk mencoba beberapa makanan di warung modern yang mengusung slogan “happiness is homemade” itu di outlet yang baru saja dibuka tanggal 11 Oktober yang lalu di Bintaro Entertainment Center. Dan karena baru seminggu dibuka, masih ada beberapa jenis makanan yang belum tersedia meskipun tercantum dalam menunya. Waiter yang melayaniku sampai beberapa kali minta maaf karena beberapa menu yang ingin aku pesan ternyata belum tersedia.

IMG_FWR15Anyway, Warung German ini memiliki nama dagang Frank Wurst, dengan logo bergambar seorang lelaki gendut berkumis melintang memegang cangkir bir yang cukup besar, dan mengenakan busana khas Jerman, termasuk juga topinya. Kalau melihat nama dan logonya, orang boleh berharap bahwa di resto ini bisa diperoleh aneka makanan khas Jerman, khususnya berbagai jenis sosisnya dan tentu juga beer  😀

Outlet Frank Wurst – Warung German yang ada di Bintaro Entertainment Center terletak di lantai dua bangunan tersebut, dengan model gerai yang terbuka. Jadi jika kita berjalan-jalan di selasar lantai dua itu, maka interior resto yang kelihatan cukup cerah ini bisa tmpak dengan jelas tanpa perlu bersusah payah melongok melalui pintu. Ya iyalah wong di situ gak ada pintunya  😛

Pada saat aku ke sana, dari sekitar 15 meja yang tertata rapi di ruangan berbentuk huruf “L” itu, hanya beberapa yang terisi. Jadi masih mudah buat aku untuk memilih posisi meja yang aku kehendaki. Meja-meja yang dipergunakan di situ di finish dengan nuansa natural, jadi masih terlihat tekstur kayunya, demikian juga kursi-kursi yang melengkapi meja-meja berukuran kecil. Meja-meja yang berukuran lebih besar dilengkapi dengan tempat duduk semi sofa yang cukup nyaman dengan kain kursi bermotif bunga. Di atas masing-masing meja terletak hiasan berupa bunga dalam pot-pot mungil.

the interior of the restaurant

Di salah satu sudutnya terdapat bar yang dilengkapi kursi bulat dengan bantalan terbungkus kulit kambing lengkap dengan bulu-bulunya. Bar ini berfungsi sebagai tempat untuk meracik minuman yang akan disajikan. Di bagian lain terdapat sebuah jendela kaca yang cukup lebar yang membatasi area saji dengan area dapur yang kelihatan bersih dan terang.

Dinding resto di dominasi warna kuning tua dengan lantai dari parquette kayu sehingga suasananya terasa hangat dan homey. Beberapa poster bernuansa vintage menghiasai salah satu sisi dinding, sementara di sisi lain terdapat lukisan bermotif daun. Di belakang meja kasir juga terdapat lukisan, tetapi yang ini menggambarkan seorang gadis dengan rambut dikepang dengan busana khas Jerman sedang membawa sosis di atas piring.

Nah sekarang soal makanannya. terus terang menurut aku sih cukup enak. Jumat malam kemarin aku memesan bruschetta, nachos, bagel burger, spaghetti carbonara, dan chicken schnitzel. Banyak ya? He he he . . . itu gak aku makan sendirilah, gak muat perutku. Itu makanan pesananku beserta keluarga  :D. Semula sih pengen nyoba hot-dog atau bratwurst-nya, sayang kemarin itu semua jenis sosis belum tersedia.

Untuk harganya,menurut aku masih normallah untuk level sebuah rumah makan di sebuah mall. Satu porsi makanan rata-rata sekitar 50K, kecuali untuk beberapa jenis beef steak yang memang aku tahu di tempat lain harganya juga cukup mahal. Kemarin itu kebetulan aku lagi gak terlalu berminat makan beef. Lain kali aku harus balik lagi untuk mencoba nih  🙂

IMG_FWR06Untuk minumannya, cukup banyak juga pilihannya. Aku lihat ada beberapa jenis beer juga. Semula aku bermaksud untuk menggoda waiter atau waitress-nya kalau gak ada beer di resto yang mengusung tema resto di Jerman ini, eh ternyata ada. Jadi deh aku gak jadi godain mereka, lagi pula kemarin itu aku juga cuma pesan teh hangat koq.

Nah . . . untuk yang tinggal di Jakarta atau kebetulan berkunjung ke Jakarta dan pengen mencoba bersantap di resto ini, Frank Wurst punya dua outlet, yaitu di Kemang Timur Raya dan di Bintaro Entertainent Center itu. Di Yogya juga ada loh, posisinya di daerah kota Baru, tepatnya di Jalan Sabirin. Trus katanya mereka akan buka cabang juga di Malang, Jawa Timur.

Eh aku nulis ini bukan buat promo lho ya, aku gak dibayar buat bikin tulisan ini koq. Ini murni iseng gara-gara nyobain kamera-phone-ku untuk motret makanan. Terus karena suasana resto yang cukup homey, aku iseng juga motret suasana dan interiornya. Nah berhubung banyak juga hasil jepretanku, aku pikir kenapa gak bikin postingan aja. Yah itung-itung belajar bikin review gitu deh  😎

 

Summary :

This is a short review about a new outlet of a restaurant in Bintaro Entertainment Center in Tangerang, a Jakarta’s satelite city, as I happened to have dinner in there with my family last Friday. The restaurant adopts and also calls itself a German tavern. It name is Frank Wurst. It also has a slogan “happiness is homemade”. The outlet where I had my dinner is the third outlet of Frank Wurst and also the newest, since it has just opened for about a week. The other two are in Kemang – South Jakarta and in Yogyakarta. Soon they will also have another outlet in Malang – East Java.

The interior was quite homey and warm. Its yellow wall is decorated with some vintage style posters and some vignette. There are only about 15 tables in the room. In a corner there is a bar which is used as the serving corner for any kind of drinks ordered by the guests. The pantry is in another side, separated by a big glass window with the dining area.

The foods are quite delicious although some items in the menu were not avalilable yet when I was there. The waiter said that they will serve their full items in these days as the restaurant will be fully operated by then. Well . . . I think I have to go back there to prove what they had already said, and also to try other kind of foods, of course. Last Friday, I’ve just tried bruschetta, nachos, bagel burger, spaghetti carbonara, and chicken schnitzel. I hope that others I’ve never tried yet are as good as the ones that I’ve already tried  🙂

IMG_FWR13

Anyway, I wrote the review not to promote the restaurant. It was started when I tried my camera-phone to snap on some foods I ordered. When I saw the results, I thought that I have to share them to you all. So I started to snap also on the interior of the restaurant to make my post more complete, since I think it will look incomplete if I just posted some food pictures without anything. Say that I only learned how to write a review on something in this post  😛

Categories: Food Notes | Tags: , , , | 96 Comments

Post navigation

96 thoughts on “Makan malam di Warung German

  1. RMW

    I’m ready to jump on a plane to sample some of that food…. beautiful teacup.

  2. Nama restonya sama spt suamiku. Frank nama pasaran nih di Jerman hehe 😀 . Chris kamera hpmu keren ya hasil fotonya baguss 😉 .

    • Lho tadinya malah aku pikir punya suaminya Mbak Nella 😛
      Soal camera-phone, iya Mbak yang ini lumayan nih. Kemarin juga sempat aku coba buat motret landscape hasilnya ok juga.

  3. Aich….. Sehr gut !!! jangan-jangan promosi wirausaha ndili nih? 😀

    • Ha ha ha . . . amin amin. Maunya sih gitu Pak, tapi belum terlaksana sampai sekarang nih

      • Oh, Ayo rintis dari sekarang dong Mas, mau di Bogor? ntar saya ikut promosikan de. 😀

      • Waduh sudah disemangati nih. Terimakasih, Pak. Kadang karena mikirnya kepanjangan malah jadi takut mau mulai usaha 😀

      • Hampir semua orang, termasuk saya, merasa seperti itu. Tapi memang harus dimulai. Kalau tidak? yauda kita bakalan jadi orang biasa aja. he he he… Ya gak sih?

      • Betul Pak. Itu memang yang jadi kendala utama ya. Untuk memulai perlu keberanian tersendiri.

      • masalahnya adalah kita ini terlalu idealis kayaknya. pengennya beginilah… begonolah… jadi susah merealisasikannya. mungkin sebaiknya orang2 spt kita perlu koordinasi ya dalam arti kata join cooperation kalee. spt halnya saya, punya tanah dipinggir danau dan dipinggir jalan raya lagi. Trus punya cita2 ingin bikin rumah makan disitu dan gak bakal ada saingan!, tapi sampe sekarang gak jadi2 tuh. 😦 jalan itu cukup ramai dilintasi kendaraan pelancong ke berbagai tempat di bogor dan banten.

      • Bisa juga sih Pak. Kalau aku sebetulnya bukan karena pengin begini begono sih, cuma karena ngitungnya kepanjangan itu yang jadi bikin takut 😦
        Ngomong-ngomong asyik juga tuh punya tanah di pinggir danau gitu. Pasti pemandangannya indah ya Pak. Kalau nanti jadi ke Bogor boleh dong aku lihat yang pinggir danau itu, Pak 🙂

      • Oh dengan segala senang hati Mas Chris. Letaknya 37 km dari kota bogor ke arah barat, konon dalam waktu dekat, Kabupaten Bogor akan dimekarkan menjadi dua. Nah rencana itu akan dipilih ibukota kabupaten ke dua di tempatku. Saat ini danau itu masih terbengkalai sih, karena masalah pemeliharaannya masih dipegang oleh propensi, bukan oleh Kabupaten. Jadi agak susah berkembang. Tapi sangat prospek kok.

      • Sip, nanti kalau sudah pasti mau kesana aku kabarin via e-mail ya Pak. Terimakasih sebelumnya.

      • Okay. maaf ya, jadi nyampah (ngrumpi) disini de. See you 😀

      • No problem, Pak. Santai aja, bukannya kolom comments dibuat buat ngerumpi juga? 😀

  4. This looks so much fun, fresh and with a lot of smiles about european rooms and food – how I would love to have it around my corner!

  5. wah penampakan schnitzel-nya mengoda banget mas 🙂

    salam
    /kayka

  6. Oh that looks so yummy! Do they do delivery? 🙂

  7. I want to go there. 🙂

  8. makanannya kayaknya yummy ya Pak, apalagi bagel burgernya.. porsinya juga kelihatan cukup “ngenyangin” x)

  9. Harus nya ada foto lagi nge beer a la orang jerman di October Fest dong….

  10. wah keren ya om tempatnya.. bacanya apa om? tetep pake G? :p

    sayangnya gak buka cabang di surabaya, malah di malang. nyoba deh kalo ke malang 😀

  11. kalau dilihat dari warungnya Cuma mbaknya yang melayani itu ya mas yg menggambarkan Jerman ? 😛

    • Sebetulnya mas yang melayani juga bau-bau Jerman gitu sih penampilannya, Mbak. Cuma sayangnya gak satupun kepotret 😛

      • yg pakai celana kulit selutut itu ya mas ? aku msh sering senyum senyum sendiri kl lihat pria berpakaian spt ini 😛

      • Naa . . kemarin itu mereka gak pakai celana selutut sih Mbak, cuma bajunya aja yang bernuansa Jerman gitu 😀

  12. Di Denpasar ada juga Warung Jerman (Jeruk Manis) xixixi salam OM..mengenai info mekepung udah saya jelaskan di rumah saya om…berkenan monggo hunting bareng om

  13. Looks pretty delicious.

  14. Sego kucing ga ada ya mas? ^.^ beer jerman gelasnya biasanya segede gentong.

    • Sego kucing-nya ada di bagian lain. Nanti kapan-kapan tak ulas juga wis.
      Soal beer Jerman, iya ya khasnya gelas segede gentong 😀

  15. mas christ, aku suka tuh sofanya, keren yaa trus piring2nya juga cakep.ihhh suka banget resto yang keren gini 🙂

  16. Waah iya ni Frank Wurst ada juga di jogja, Mas Chris…Tapi saya blm ada kesempatan nyoba, mungkin kurang lebih sama ya menunya..
    menu sosisnya belum tersedia to, Mas? padahal kan sosisnya yg identik dg Jermannya…

    • Kayanya sih menunya sama tuh. Untuk sosis, iya pas kemarin aku kesana belum tersedia. Sayang juga, padahal salah satu yang menarik aku ke situ ya sosisnya. Tapi mungkin karena mereka baru buka juga sih. Katanya sih minggu ini sudah tersedia.

  17. tempatnya unik ya..denagn desain yang vintage gitu..suka juga sama tempatnya mas..*menarik

    50K K for knoor?

    aku sepertinya tertarik dengan ayamnya itu chicken schnitzel dan bruschetta

    ah ini gantian marai ngeces buka jam segini 😀

    • “K”-nya buat mewakili kata “kilo” atau “ribu”.
      Suasana tempatnya menyenangkan memang, dan kebetulan makanannya juga lumayan enak *ben tambah ngeces* 😛

      • aku baru mau ngitung kalo pake knoor om 😛

        *baru liat jelas dpnya dg pick baru sama shoun the sheep 🙂

        hadeeuuh…jauh jauh tempatnya bintaro euy..*lap iler 😀

      • Bukan sama Shaun the sheep koq, itu sama Billy the goat 😛

  18. Ini emang gambarnya bagus, kameranya bagus, orangnya yang ngambil jago, atau makanan/tempatnya yang memang ciamik ya? Hahahaha bikin napsu..

  19. Cangkirnya unyuuuu…
    Kalo boleh kasih pendapat, kalo nanti beneran tulis review, nama makanannya di bawah poto dunk mas, biar ntar kalo mampir bisa milih yang direkomendasikan :D, sebab itu makanannya bikin perut kemrucuk

    • Terimakasih masukannya, Mbak. Sebetulnya kalau cursor diarahkan ke masing-masing foto makanan itu, tanpa di klik di foto itu akan muncul nama makanannya. Jadi silahkan milih yang mana yang paling bikin perut kemrucuk 😀 Anyway, nanti kalau aku bikin review beneran aku bikin nama makanannya langsung kebaca deh 🙂

  20. Antara Sate kambing dan ini. Pilih mana ya…..?

  21. Om,.. I’m come back 😆 apa kabar ??
    btw itu restonya keren ajib banget yaa,…
    daftar harga menunya nggak ada om ??

  22. makan malam dengan suasana seperti itu pasti memberikan nuansa tersendiri hehehe

  23. Suka dengan penataan perabot suasana ‘rumahan’.
    Semakin manggut-manggut ingat komen Pak Krish bahwa hasil jepretan tidak melulu tergantung kameranya. Foto apapun hasil jepretannya bagus sekali. Salam

    • Suasana memang bisa membangun mood juga ya Bu, termasuk suasana ‘kehangatan rumahan’ yang terbangun dengan apik di resto ini

  24. Saya sering nongkrong bersama teman2 di FW Jogya…. 😀

  25. Kmrn udah nyobain mas, wkt ksanan pengennya makan schweineshaxe atau kaki piggy krispy, ternyat gak ada..hehehe
    sosisnya gede2, apalagi klo pilih yg male portion….

    • Loh memang schweineshaxe ada di menu mereka? Koq kayanya aku gak lihat ya. Tapi pas aku kesana memang masih banyak yang belum tersedia karena mereka baru buka seminggu. Jadi pengen balik lagi buat nyoba menu lainnya 😀

  26. dari dulu suka ngikutin blog ini. seru ceritanya 😀

  27. Memang kalau sudah ahli motret, camera apapun tetap ciamik hasilnya 😀

  28. kebetulan saya belum sarapan nih, om. jadi ngiler euy.. mau doong 😀

  29. Makanan di sini emang enak… aku coba yang di Jogja, udah beberapa kali ke sana. Dan dessertnya mesti selalu makan apa tuh ya namanya, cake cokelat yang kalo dibelah ada lelehan cokelat di tengahnya. Ya ampuuun, itu enaaaaak *ngeces sendiri*

  30. diky kurniawan

    Hai om crist, thank you bgt sudah bantu me-review Frank wurst warung german di bintaro, sy diky om, supervisor incharge di Frank wurst bintaro, we’re so sorry om waktu om kesana memang belum banyak sosis yg tersedia, karna sosis yg kita buat adalah homemade sausages yg di buat di yogya, nah kebetulan waktu itu belum semua sosis datang dari yogya,,kita terus berusaha buat customer yg datang puas dan merasa seperti dirumah sendiri or feel hommy, anyway,,,terima kasih banyak untuk semua masukan dan kritiknya, please Contact me kalo mau datang ke Frank wurst bintaro ya om,,thank’s Diky,,

    • Hello Diky, terimakasih juga untuk keramahan Frank Wurst. Aku terkesan dengan suasananya yang homy dan juga penataan sajiannya yang cantik, sehingga terdorong bikin review singkat ini 🙂

  31. Asik! tempat baru buat dikunjungi.
    Thanks reviewnya.

Leave a reply to febryfawzi Cancel reply

Create a free website or blog at WordPress.com.