Senggigi, a small town at the shore of Lombok’s north-west coast area, which can be reached in about 30 minutes drive from Mataram, the main city of Lombok; or about 1 hour drive from Lombok International Airport.
When I visited Senggigi area some 25 years ago, it was not as crowded as it is now. At that time, in some parts, there were openings in fields full of coconut trees where people could see the open sea from the road, and of course the road was not as it is now. Nowadays, there are many hotels, villas, and restaurants, either old or new, big or small, along the the beach of Senggigi area. Their front walls preventing passersby to see the sea from the road :(. The area, now becoming a small town which almost always being chosen to be a base for travelers who intend to explore Lombok and its surroundings.
Although many hotels and restaurants can be found in the area, Senggigi is not a tourist resort town as Kuta or Seminyak in Bali, where travelers may spend their day relaxing, shopping, or just socializing in local bars and restaurants. Senggigi is quieter, and it has less shops, bars, and restaurants compared to Kuta or Seminyak. Most travelers really use the area as their home-base for day trips to Gili or around Lombok.
At the beach, during the day, there will always many locals offer to take travelers to the Three Gilis in their small boats. For them who intend to use the local’s boat to go to the Gilis, please settle the price before depart to avoid any unwanted things.
In the pictures, you can see many small boats owned by locals that can be rented to take travelers to the Three Gilis on a day trip. I took these pictures in a beach behind the hotel which I used, in one early morning.–
Keterangan :
Senggigi, sebuah kota kecil yang juga merupakan sebuah kota pantai yang terletak di sisi Barat Laut Pulau Lombok. Kota ini bisa dicapai dalam waktu kurang lebih 30 menit berkendara dari Mataram, atau seklitar 1 jam berkendara dari Bandara Internasional Lombok.
Daerah ini berkembang sangat cepat. Lebih dari 25 tahun lalu, ketika pertama kali berkunnung ke Senggigi, seingat aku orang masih bisa melihat pantai dari jalan yang melintasi kawasan ini dari beberapa tempat. Sekarang, hampir sepanjang pantai sudah berdiri banyak hotel, villa, maupun restoran baik besar maupun kecil, yang pagar temboknya menghalangi pandangan ke arah laut dari jalan yang membentang di sepanjang tepi pantai itu :(. Senggigi benar-benar telah berubah dari sebuah kawasan wisata dimana orang bisa menikmati keindahan pantai dengan pemandangan matahari tenggelamnya yang indah, menjadi sebuah kota kecil yang banyak dipilih pelancong untuk dipergunakan sebagai ‘home-base‘ mereka sewaktu menjelajah Lombok ataupun sewaktu melakukan perjalanan singkat ke Gili.
Meskipun berkembang pesat, Senggigi tetaplah tidak dapat dibandingkan dengan Kuta atau Seminyak di Bali yang sama-sama merupakan kota pantai yang dipenuhi pelancong. Senggigi tetap lebih sepi dan tidak memiliki banyak toko yang bisa memanjakan para ‘shoppers‘.
Pada siang hari, kalau kita berjalan-jalan di sepanjang pantainya, banyak penduduk setempat menawarkan jasa untuk mengantar para pelancong ke Gili dengan perahu mereka. Rata-rata perahunya tidak besar. Di foto yang menyertai tulisan ini, kelihatan perahu-perahu tersebut berjajar di pantai di saat subuh. Memang sepintas kelihatan lebih murah jika berwisata ke Gili dengan perahu demikian, tetapi sebaiknya pelancong memastikan terlebih dahulu berapa harga yang telah disepakati sebelum berangkat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.–
That place looks wonderful! Superb shots!
Thank you, Cristian
gak seramai Kuta ya mas?
lebih enak untuk menyendiri dong.
Meskipun gak seramai Kuta, buat aku sih masih tetap ramai, Mas. Kecuali di beberapa titik, khususnya di pantai-pantai yang sudah dikuasai hotel memang lebih sepi.
sama ya. private beach
Iya Mas. Atau . . . kita harus menjelajah lebih jauh untuk dapatkan pantai-pantai lain yang belum terlalu dikenal orang, Mas
sepertinya opsi kedua yang perlu dilakukan.
Nah kalau gitu kita sependapat, Mas 🙂
waw..jadi kangen Senggigi… Photo senja dengan perahu nelayannya sangat indah Pak Chris
Mudah-mudahan postingan ini bisa sedikit mengobati rasa kangennya, Mbak 🙂
The views are wonderful.
Iya Mas, sayang mulai penuh dengan bangunan 😦
Itu dampak tidak langsung dari pembangunan mas. Cepat atau lambat sepertinya memang akan seperti itu.
Sayangnya, terkadang pembangunannya tidak sepenuhnya memerhatikan efek untuk keindahan lingkungan di sekitarnya.
Betul Mas. Memang itu yang disayangkan. Kelihatannya semua berlomba-lomba mencari spot yang bagus dan kemudian menguasainya sehingga akhirnya hanya segelintir orang yang bisa menikmati. Masih untung kalau kelestariannya masih terjaga.
Yang dikhawatirkan kalau hotel atau homestay di sekitar tempatnya tidak ikut berkontribusi menjaga kelestariannya mas.
Padahal kalau kerjasamanya saling menguntungkan, spot spot itu bisa jadi akan jauh lebih indah dan nyaman untuk dikunjungi.
Dari pengamatanku, kalau hotel-hotel besar sih rata-rata menjaga kebersihan pantai yang ada dalam penguasaan mereka masing-masing. Tapi ya itu . . akhirnya cuma sedikit yang bisa menikmati keindahan dan kebersihan pantai itu, bukan? Sementara pantai yang bisa dikelompokkan sebagai “pantai umum” biasanya bisa dibilang kotor. Contoh saja sewaktu aku mengambil foto deretan perahu ini, aku harus jalan berhati-hati dan teliti melihat kemana kaki melangkah. Jadi rasanya kembali lagi ke bagaimana bisa menimbulkan kesadaran semua orang bahwa kebersihan lingkungan itu harus selalu terjaga demi kebaikan mereka sendiri juga.
Iya, mas. Hotel hotel besar mungkin masih menjaga itu, tapi ya sebatas areal kepemilikannya.
Memang butuh kerjasama semua pihak ya mas. Dari turis domestik yang berkunjung, dari pengelolaan di spot masing2 juga. Kalau semua saling bahu membahu, hasilnya tentu berbeda.
Setuju Mas. Termasuk juga menyadarkan penduduk setempat. Ini yang agak sulit memang karena menyangkut masalah kebiasaan.
Edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan memang harus berkelanjutan mas. Tentunya tidak akan cukup satu atau dua kali saja.
Yup, betul. Sayangnya di kita ini seringnya cuma hangat-hangat tahi ayam. Pas baru diserukan semua giat, setelah beberapa saat melempem lagi 😦
Dan sedikit banyak masih terbawa mindset untung rugi mas. Peer bersama mas.
Nah iya bener banget tuh Mas, dan moga-moga yang menganggap bahwa ini merupakan peer bersama bukan cuma kita ya Mas
Aaamiin mas. Semoga saja begitu.
Amin
chris….
senggigi yang kita lihat dari sisi yang berbeda ya?
waktu lewat disisiannya, yang ejie lihat itu biasa saja senggiginya, jadi kami ke atas bukit melalui jalan yang berkelok. dan seperti biasa, ejie melihat lebih kepada langitnya, chris…
ini link tulisan senggigi ejie 😀
http://ejiebelula.wordpress.com/2013/05/08/catper-hitchhiker-senja-diujung-bukit-senggigi-mataram/
Iya Jie, mungkin saja beda spotnya. Maklum Pantai Senggigi itu panjang banget, ada sekitar 10 km kalau gak salah. Beberapa spot indah berada dalam area hotel tertentu. Kalau foto-foto yang disertakan dalam tulisan Ejie, itu foto di Bukit Malimbu. Aku sudah post soal Bukit Malimbu itu di postingan yang sebelum ini deh Jie.
waaa… baru tau ejie kl ternyata ada spot indah juga ya di senggigi?
*mikir kpn ejie bisa ya? 😀
mau link bukit malimbu, chris…
Ada lah Jie spot-spot indah di Senggigi, cuma ya itu tadi, sebagian ada dalam kawasan hotel tertentu.
Untuk postingan soal Bukit Malimbu, sebetulnya gampang koq dan gak perlu link, karena kalau Ejie klik “older post” di postingan ini pasti masuknya ke postingan yang mengenai Bukit Malimbu itu. Tapi kalau tetap mau pakai link, ok deh, pencet aja di sini ya 🙂
siaaaaaaaaaaaaaaaaappp….
tapi ejie belum sempet bacanya, chris… 😦
*mindik2 clingak-clinguk ngintip baca…. BANDEL
Santai aja Jie. Kalau belum sempat ya jangan dipaksain lah 🙂
Parade perahu berpadu dengan semburat fajar Senggigi, indahnya….trim Pak Krish berbagi keelokan
Daya dukung alam dan kepadatan pengunjung yang setimbang mendukung kenyamanan wisata Lombok. Ngantri Senggigi…
Kalau para pengunjung juga bisa sadar lingkungan tentu lebih menambah kenyamanan ya Bu
Mas Chris Kapan Liput Danau Segara Anak G.Rinjani…..kayaknya gambarnya asik2 lho Ms
Waduh, kalau ke Segara Anak perlu persiapan yang betul-betul, Pak. Maklum umur sudah tidak muda lagi. Terakhir aku ke Segara Anak kurang lebih 30 tahun lalu. Memang pemandangannya luar biasa indah. Apalagi di pagi hari sewaktu sinar matahari mulai merayapi puncaknya.
Aduh sunsetnyaaaaaaaa. Kangen liat sunset yg bagus mas
Itu sunrise, Mbak. Perjalanan kali ini aku gak dapat sunset yang bagus di laut
haduhh maluuu hahaha
He he he . . . santai aja Mbak, gak perlu malu. Memang saat sunset dan saat sunrise sering mirip-mirip sih suasananya
Wonderful impressions!
Thank you, Dina
Foto-fotonya bagus Chris, jadi pengen berlibur ke Lombok lagi ;).
Nah . . . kapan Mbak Nella balik ke Indonesia lagi? 🙂
th 2002 dulu saya pernah ke senggigi tapi sayang cuman sehari dan cuman bisa tinggal di hotel saja jadi ga tahu banyak tentang daerah ini. Tapi untungnya hotel itu ditepi pantai senggigi jadi lumayan bisa main ombak pantai Senggigi
Rata-rata hotel di Senggigi memang di tepi pantai, Mbak. Cuma ada yang punya pantai pribadi ada juga yang pantainya terbuka untuk umum. Tahun 2002 pasti keadaannya lebih asri dibanding sekarang tuh Mbak
yup mungkin juga mas karena memang dulu itu suasananya teduh dan sejuk, yang aku inget pas malam tahun baru tepi jalan yang menanjak seperti bukit di depan hotel Sheraton itu ramai sekali
Iya, aku juga mengingat tempat itu dari kunjungan terdahulu sekitar tahun 2001-2002. Kemarin itu aku lihat keadaannya sudah sangat berubah. Seluruh kawasan Senggigi relatif ramai sekarang, Mbak.
Wonderful early morning photos, Chris. I’d like to sail in one of those boats. 🙂
Thank you, Sylvia.
Well, to sail in such a boat you can just come and have a holiday in Lombok 🙂
duh foto awannya keren sekali.
syukur ya mas lombok rame. terakhir kesana 10 tahun yal mas, setahun sesudah kasus bom bali. bali aja sepi turis, lombok apa lagi krn saat itu kebanyakan tamunya datang dari bali. gak soal krn kita gak nyari tempat rame. cuma saja sepi turisnya ini sempat menimbulkan rasa was2 aja apalagi ditempat2 tertentu masyarakatnya (yg krn kepercayaannya) tdk sepermisif di bali.
btw beberapa kenalan memilih berlibur ke lombok ketimbang bali. mereka suka krn lombok spt bali sebelum dieksploitasi. artinya kalo lombok jd spt bali penuh sesak, turis dari sini malah pindah lagi cari tempat yang belum tersentuh. apa krn dikita tempat yg bagus2 dikapling2 gitu kali ya?
salam
/kayka
Betul Mbak, meskipun berbeda, tetapi keindahan Lombok tidak kalah dengan Bali. Kondisi sekarang meskipun Lombok juga sudah mulai ramai, tetapi masih bisa ditemukan tempat-tempat baru yang relatif masih asri.
Kalau yang dikapling-kapling, kebanyakan sih daerah pantai tuh Mbak yang begitu.
wow!! bots and sky seems Beautiful
Thank you, Amresh
Jadi pengen berenang di sana mas 🙂
Kalau mau berenang, mending ke Gili saja Mbak. Kalaupun mau berenang di Senggigi, sebaiknya cari pantai yang ada dalam pengelolaan hotel. Kalau di tempat umum seperti itu kotor, Mbak.
wah .. begitu ya mas, sayang ya, jd turis nggak bisa berenang langsung di sana ya
Bisa sih Mbak, cuma ya itu tadi, harus cari spot-spot yang bersih atau berenangnya di private beach hotel-hotel tertentu
Senggigi pastinya Indah banget..kapan ke Jembrana OM
Terus terang buat aku keindahan Senggigi sudah mulai meredup, Bli 😦
Untuk ke Jembrana, aku masih atur waktu yang pas. Kalau sudah dapat waktunya pasti aku kabarin Bli Budi, Terimakasih lho sebelumnya 🙂
Duh! Jadi pengen peperahuan.
Ayo . . . mau peperahuan dimana?
Ujung Kulon tuh 850.000. Minimal 20 orang.
Ayo kumpulin 20 orang . . . 🙂
Ok. Mas krisna + 3. Mas gun + pacar. Saya + pacar. Tuh udah sembilan:p
Wah ha ha ha . . . udah langsung didaftarin ya . . . ? 😀
HIhihihihihihih!
😀
Dunia emang semakin ramai ya. 😀
Jadi penasaran, mungkin 25 tahun lagi, kampung halaman saya sudah jadi perkotaan mungkin, gak ada lagi pegunungan yang isinya tetumbuhan yang hija T_T gak mudik tahun ini
Wah asli Lombok ya? 🙂
Memang semakin ramai saja, dan kalau perkembangan kota tidak direncanakan dengan baik, memang akhirnya pegunungan dengan tetumbuhan hijaunya bisa hilang, dan kalau sudah begitu tentunya bisa jadi bencana ya 😦
ada kapalnyaaaaaaaaaaaaaaa………..aseeeeeegggggg 😀
Kapalnya udah disiapin sejak lama lho 😀
pengen ngambil satu foto kapal nya om, boleh yaaaaaahhhh???? 😀
Silahkan, Larass pilih yang mana?
I just like the valuable info you provide to your articles.
I’ll bookmark your weblog and check again right
here regularly. I’m reasonably sure I’ll be told many
new stuff proper here! Good luck for the next!
Thank you 🙂
I’m truly enjoying the design and layout of your blog. It’s
a very easy on the eyes which makes it much more enjoyable
for me to come here and visit more often. Did you hire out a developer to
create your theme? Excellent work!
Thank you. I did it by myself