This morning, there was an unusual sighting on the street of Jakarta Old City Area. There was a line of brown-robed and bare footed Buddhist monks lined up with bowls in their hands, set out for alms, while on the sides of the streets many people stayed patiently with any kind of foods in their hands to be given to the monks. Unfortunately, due to my recent health condition I couldn’t come to the event :(. But . . . fortunately (still :)), I’m keeping the pictures of the same event I got two years ago, so now I can still give you some illustrations about the eventย ๐
Anyway, what so special with the event? Isn’t it a common thing to see Buddhist monks with their brown robe set out in the morning to get their foods? Well, in such countries with many Buddhist followers like Thailand and Myanmar, it is true that the sighting of Buddhist monks doing their daily ritual to get foods for their daily meal, which is known as”pindapatta“, is very common. Perhaps, even every day we can see them doing the ritual. But in Indonesia, especially Jakarta, where Buddhist followers are minority, to see such a ritual is very rare. What I know, they only held the ritual once a year. Usually it is in connection to the Vesak Day. That’s why each time Sangha Theravada Indonesia held the ritual; it always draws so much attention from Buddhist followers in greater Jakarta, as well as from others who just want to know about it.
Vesak Day which is celebrated annually; and in 2013 will be on May 24, is a very special day for every Buddhist followers. It commemorates three main occasions in the life of the Lord Buddha himself; those are the birth of Prince Siddharta, the time when Prince Siddharta got enlightenment and became the Buddha, and the death of Lord Buddha.
As for the “pindapatta” itself, the way and the intention of the ritual held in Jakarta is slightly different compared to that in countries with Buddhist followers as a majority. From what I heard, the real intention of “pindapatta” is looking for foods to be eaten by the monks who do the ritual for the day, because the monks of Sangha Theravada are not allowed to make or cook their own meals. So, what they get in their wandering ritual is always ready-to-eat foods. In Jakarta, since the monks are not setting out every morning to gather foods, and also perhaps that their daily meals are already provided by their followers, the main intention of their “pindapatta” has shifted. They now are gathering donations to be relayed to others who are in need. That was why in Jakarta they received raw food as well as canned food, dry food, biscuits, and even medicines.
Happy Vesak Day, may all being be always happy!
Keterangan :
Minggu pagi ini ada sesuatu yang berbeda di Kawasan Kota Tua Jakarta. Dengan dipayungi mendung tipis yang menggelayut manja di langit pagi, serombongan Bhikkhu berjubah oranye (atau mungkin lebih tepat aku sebut coklat kekuningan saja ya?ย :)), berjalan beriringan dengan bertelanjang kaki dari halaman Museum Jakarta sambil memegang “patta”-nya masing-masing di depan tubuhnya. “Patta” adalah sejenis mangkuk atau bejana yang dipergunakan para Bhikkhu aliran Theravada untuk mengumpulkan makanan yang akan mereka santap selama hari itu. Itu pulalah sebabnya ritual harian mereka berjalan keluar dari asramanya dipimpin oleh seorang Bhikkhu senior setelah melakukan meditasi pagi dengan tujuan untuk mencari derma berupa makanan dikenal dengan istilah pindapatta.
Pemandangan demikian tentunya merupakan suatu hal yang lumrah di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha seperti Thailand dan Myanmar. Tetapi, tentunya akan menjadi pemandangan langka jika terjadi di Jakarta yang kita tahu mayoritas penduduknya bukan penganut agama Buddha.
Sayangnya aku tidak bisa ikut menyaksikan langsung acara pindapatta hari ini karena kondisi tubuhku yang belum memungkinkan. Untung saja aku masih menyimpan foto-foto yang aku dapatkan ketika aku menyaksikan pindapatta dua tahun lalu, sehingga pada kesempatan ini aku masih bisa memberikan sedikit gambaran mengenai ritual tersebut kepada para sahabat sekalian.
Di Indonesia, biasanya pindapatta diadakan setahun sekali, yaitu tiap menjelang Hari Raya Waisak, yang pada tahun ini akan jatuh pada tanggal 24 Mei yang akan datang. Seperti kita ketahui, Hari Raya Waisak merupakan hari besar bagi umat Buddha, dimana pada hari tersebut umat Buddha secara sekaligus memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha; yaitu saat kelahiran Pangeran Siddharta, saat Pangeran Siddharta menjadi Buddha setelah meperoleh pecerahan di Bodhgaya, dan saat wafatnya Sang Buddha.
Sebetulnya ada sesuatu yang berbeda dengan pelaksanaan pindapatta di Indonesia, dan khususnya di Jakarta seperti yang aku lihat. Jika seharusnya ritual tersebut merupakan ritual mencari derma berupa makanan jadi yang akan menjadi santapan para Bhikkhu selama hari itu, maka apa yang dilaksanakan di Jakarta tidaklah demikian. Mungkin karena ketersediaan makanan para Bhikkhu ini sudah dijamin oleh umatnya, maka pindapatta di sini bergeser tujuannya menjadi sarana untuk mencari sumbangan yang nantinya akan disalurkan lagi kepada pihak-pihak yang lebih membutuhkan. Oleh karena itulah alih-alih makanan siap santap yang diletakkan dalam patta para Bhikkhu itu, justru berbagai bahan mentah, makanan kaleng, makanan kering, dan aneka macam biskuit yang dimasukkan. Bahkan aku melihat ada juga yang memberikan obat-obatan. Meskipun demikian, selama tujuannya baik, tentulah hasilnya akan baik pula, bukan?
Selamat Hari Raya Waisak bagi yang merayakannya, semoga semua mahluk berbahagia!
Ma kasih Mas Khris, pengetahuanku jadi bertambah.
Best wishes,
mei
Sama-sama, Mbak Mei ๐
Amazing captures and what an event, Krishna!
Thank you, Teri
Sorry you’re not feeling well. Hope you get better soon.
Thank you for your kind attention, StorySmitten
Sabbe Satta Bhavantu Sukitatta
Saya malah sampai lupa acara ini…
Biasanya suka ikutkah?
tahun lalu sih ikutan mas.
Tahun lalu aku malah gak bisa karena kebetulan ada acara lain. Mudah-mudahan tahun depan bisa menyaksikan langsung lagi. Siapa tahu malah kita bisa janjian ketemu di sana ya Mas.
mudah2an mas.
ramai banget kan kemarin pastinya.
Rasanya begitu, Mas. Makanya agak nyesel juga kemarin gak bisa menyaksikan langsung.
lah… kemarin mang di mananya?
He he he . . . pasti Mas Ryan kurang teliti deh bacanya. Foto-foto yang aku post kali ini adalah yang aku dapatkan dua tahun lalu karena tahun ini aku berhalangan.
wah… iya. baru ngeh pas baca lagi. hehehehe.
maaf mas. ๐
He he he . . . santai aja Mas. Aku juga sering koq begitu ๐
wah .. mas beruntung bisa menyaksikan langsung acara ini mas, walau 2 tahun lalu, andai ada di Jkt pasti aku dan suami akan berusaha agar bisa menyaksikannya mas, thanks sdh berbagi foto fotonya ๐
Btw, get well soon ya mas
Memang sudah lama aku pengen menyaksikan secara langsung acara ini Mbak setelah selalu kelewatan, makanya beruntung dua tahun lalu itu akhirnya keinginanku bisa kesampaian ๐
Thanks ya Mbak.
Jadi pengen juga langsung lihat mereka mas, bayanganku pasti aku akan merinding ketemu langsung, krn terharu mas melihat mereka ๐
sama sama mas, sekarang sdh sehat khan ya ?
Ada sih Mbak perasaan merinding gitu melihat totalitas para Bhikkhu dalam menjalankan ajaran agamanya itu.
Trus soal aku, iya syukur sekarang sudah lumayan sehat, Mbak. Terimakasih.
iya mas, kebayang ya , jaman spt ini di mana byk yg menempatkan harta jd no 1 dlm hidupnya
wah .. skrg jd sdh siap siap ya mas klencer, muter muter ke seluruh Indonesia buat liburan atau juga ke manca negara mungkin ? ๐
Iya Mbak, makanya salut juga sama mereka itu.
Trus untuk nglencer lagi, sampai sekarang sih belum bikin rencana. Belum ngajuin cuti juga nih, Mbak ๐ฆ
Thanks for your wonderful sharing,Chris ^ – ^ ! The atmosphere must be so warm there, many ppl are smiling ๐ !
“Unfortunately, due to my recent health condition I couldnโt come to the event” – ๐ฆ really hope you will get well soon,Chris, there are many wonderful trips ahead waiting for you to explore , peace to you!
Yes, the atmosphere was so wonderful and full of peace. Many people came to share what they have to help others.
And Yin, thanks for your hope. I really appreciate it ๐
Fascinating post and photos, Chris. I hope your health is better soon. ๐
Thanks, Sylvia. You are always very kind.
Malah baru tahu pak chris kalau di jakarta ada perayaan waisak seperti ini, menarik, smg tahun depan bisa ke sana. Insya allah sabtu ini mau menyaksikan waisak di trowulan. Smg cepat sembuh pak chris ๐
Terimakasih ya Yus untuk doanya.
Soal Pindapata, memang tiap tahun rutin dilaksanakan di Jakarta. Biasanya dilaksanakan berkisar dua atau tiga minggu sebelum Hari Raya Waisak. Nah yang di Trowulan itu apakah juga rutin tiap tahun?
Fabulous post Chris! Thank you for sharing. Those smiles are priceless and very well captured. Blessings, Robyn
Thank you, Robyn. Yes I agree that those smiles are priceless and they also emanates peacefulness
Mudah2an cepet sembuh pak Chris. Oya, saya masih bingung kok perayaannya di kota tua. Apa disana ada tempat peribadatannya?
Terimakasih, Mbak Ika.
Soal ngadainnya di kawasan Kota Tua, rasanya sih karena alasan kepraktisan saja. Selain Pindapata mereka biasanya mengadakan pasar murah dan juga pengobatan gratis, disamping juga membagikan bantuan kepada yang membutuhkan. Nah di depan Museum Jakarta itu tempatnya kan luas, jadi mereka selalu ngadainnya di situ.
recollected the stories of Lord Buddha , by your nice article
Visak day – may 24th very precious day even to the world
thanks for posting
with regards
advocatemmmohan
My pleasure, Advocatemmmohan
What an exciting time to live in. Understanding other cultures is so important if we ever hope to obtain peace on earth.
I totally agree with you Sheri
Wah! Hebat lho dia tahu info soal ini. Jangan jangan mas kris nih CIA:p
Lho memang CIA koq, Cinta Istri Anak ๐
Hahahahah! Bisa aja lho mas:p
Lho . . . bener kan? ๐
Bener juga sih:D
๐ ๐
Thanks for sharing this wonderful post!
My pleasure, Dina
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk berbahagia
Semoga sekarang Pak Krish sudah pulih kembali.
Pindapatta, bersyukur melalui berbagi. Terima kasih Pak Krish berbagi keluhuran ritual religi melalui sajian foto-foto apik. Bersyukur ya menyempatkan menyaksikan langsung acara ini dua tahun lalu dan berbagi dengan pembaca blog.
Salam
Terimakasih, Bu. Sekarang sudah relatif sehat koq ๐
Iya, beruntung memang dapat kesempatan menyaksikan langsung dua tahun lalu, meskipun kecewa juga karena yang tahun ini gak bisa, Bu.
Postingan yg informatif… Thanks mas.. ๐
Sama-sama, Mas ๐
Saya banyak belajar dari sini…
Betul, aku juga banyak belajar dari sini, Dhave.
Och.. wonderful post. I had no idea there was still a Buddhist community on Java. Awesome pictures!!
Thanks, Purnimodo. Java has many Buddhist communities, even the biggest Vesak Day celebration in Indonesia is being held in an ancient Buddhist Temple in Java, called Borobudur.